SOLOPOS.COM - Rektor Univet Bantara, Sukoharjo, Ali Mursyid (kiri) mewisuda mahasiswa di Auditorium Univet Bantara, Sukoharjo, Sabtu (24/3/2018). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Mayoritas koruptor lulusan perguruan tinggi.

Solopos.com, SUKOHARJO—Pengelola perguruan tinggi (PT) dan mahasiswa tidak hanya terpaku kepada angka kelulusan, tetapi juga berintegritas, jujur, rajin, dan memiliki kemampuan terhadap teknologi. Saat ini, 70% koruptor adalah lulusan perguruan tinggi dan bukan pemilik Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rendah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Koordinator Kopertis Wilayah VI Jateng, D.Y.P. Sugiharto di hadapan wisudawan Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo di Auditorium Univet Bantara, Sabtu (24/3/2018).

Sebanyak 351 mahasiswa dari S1 dan S2 diwisuda di acara tersebut. Sejumlah 40 mahasiswa S1 di antaranya berpredikat cumlaude. Lulusan S2 dengan IPK tertinggi diraih Rekyan Dewi Ernawati, Prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia dengan IPK 3,64, dan Mutmainah untuk S1 dengan IPK 3,84.

Sugiharto menjelaskan munculnya mayoritas koruptor adalah lulusan perguruan tinggi, karena sejak mahasiswa tidak melengkapi dirinya dengan penguatan karakter dan pengusaan literasi. Menurut dia, lulusan PT menjadi kaum terpelajar tetapi belum tentu cendikia.

“Saya berpesan jadilah sarjana magister yang cendikia. Untuk menjadi cendikia, maka kuasai bidang ilmu sekaligus berintegritas. Lengkapi ijazah dengan tambahan amunisi penguatan karakter berintegritas, penguasaan literasi. Karakter jujur dan cerdas berintegritas bagus. Karakter jujur tetapi malas tidak akan laku dan rajin hebat tidak jujur juga tidak dipakai. Untuk itu di era sekarang lengkapi diri dengan literasi teknologi, data, dan sumber daya atau kemampuan diri,” papar dia. (baca juga: Univet Sukoharjo Selenggarakan Lomba Gladi Tegak XI)

Dia meminta lulusan perguruan tinggi swasta tetap santun dan rendah hati karena dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri.

“Penguatan karakter dan penguasaan literasi akan menang dalam berkompetisi,” imbuhnya.

Sugiharto menyatakan PTS menjadi penyumbang tertinggi jumlah lulusan di Tanah Air.

“Dari 4.539 perguruan tinggi, hanya 134 perguruan tinggi negeri (PTN) dan sisanya sejumlah 4.495 PTS. Di Jateng dari 266 PT hanya sembilan PTN dan sisanya 257 PTS yang dikelola badan atau yayasan. Tidak ada dikotomi lulusan PTN dan PTS karena kualitas lulusan tidak ditentukan status perguruan tinggi, tetapi oleh peringkat akreditasi. PTS di Jateng yang terakreditasi B berjumlah 48 PTS termasuk Univet Bantara,” papar dia.

Rektor Univet Bantara, Sukoharjo, Ali Mursyid, menyatakan lulusannya mudah dalam mencari pekerjaan.

“Daftar tunggu [alumni] tidak lama, sekitar setengah tahun [enam bulan] hingga satu tahun sudah memperoleh pekerjaan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya