SOLOPOS.COM - Ilustrasi. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harga beras medium di Sukoharjo masih tinggi.

Solopos.com, SUKOHARJO—Harga beras medium di pasaran di Sukoharjo masih tinggi meski memasuki masa panen padi. Padahal  Perum Bulog telah berulang kali menggelar operasi pasar (OP). Harga beras medium dijual Rp10.500 per kilogram (kg)-Rp11.000 per kg.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Harga beras medium di Pasar Ir. Soekarno masih melebihi harga eceran tertinggi (HET) beras yang ditetapkan pemerintah pusat, yakni Rp9.450 per kg. Padahal, Perum Bulog telah tiga kali menggelar OP yakni di Pasar Tawangsari, Pasar Bekonang, dan Pasar Gawok pada Januari. Kala itu, harga beras medium dijual kepada masyarakat senilai Rp9.100 per kg.

Saat ini, sebagian petani di Sukoharjo juga tengah memanen padi di lahan pertanian saat masa tanam (MT) I. Namun, hal ini tak memengaruhi harga beras medium di pasar tradisional. (baca juga: Operasi Pasar Dinilai Tak Mempan Turunkan Harga Beras di Sukoharjo)

“Harga beras medium masih tinggi sejak awal Januari. Memang sudah turun [harga beras medium] dibandingkan pada Januari, namun belum signifikan,” kata seorang pedagang kebutuhan pokok di Pasar Ir. Soekarno, Darmi, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (2/3/2018).

Selama ini, pasokan beras dari pengepul ke pedagang tak bermasalah. Biasanya, para pedagang menerima pasokan beras dua kali hingga tiga kali dalam sepekan. Apabila stok menipis, pengepul langsung mengirim beras dalm jumlah besar. Begitu pula tingkat permintaan beras dari masyarakat masih stabil.

“Saya tidak tahu secara pasti penyebab kenaikan harga beras medium. Pasokan beras lancar dan tingkat permintaan masyarakat stabil,” ujar dia.

Semestinya, harga beras medium kembali normal di pasaran saat masa panen padi. Produksi padi melimpah yang berimplikasi pada turunnya harga beras di pasaran. Terlebih, wilayah Sukoharjo merupakan lumbung padi di Jateng.

Praktiknya, harga beras masih tinggi yang kerap dikeluhkan masyarakat yang berbelanja kebutuhan pokok di pasar.

“Kami tak bisa berbuat banyak lantaran harga beras dari pengepul sudah tinggi. Mudah-mudahan harga beras kembali normal secepatnya,” papar dia.

Sementara itu, seorang pembeli kebutuhan pokok asal Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Dewi, mengaku harus berhemat saat berbelanja kebutuhan pokok setiap hari. Biasanya, Dewi membeli 20 kg beras untuk sebulan. Dia tetap membeli beras dalam jumlah sama, namun mengurangi pembelian komoditas pangan lainnya seperti cabai merah dan bawang putih.

Dewi khawatir kenaikan harga beras berlangsung hingga Ramadan.

“Tiga bulan lagi sudah bulan puasa. Bisa jadi, harga beras tak kunjung turun hingga Lebaran. Bahkan mungkin harganya kembali naik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya