SOLOPOS.COM - Riris, 18, remaja asal Klandungan, Ngrampal, Sragen, disuntik vaksin Covid-19 oleh Bupati Sragen di Gedung Kartini Sragen, Selasa (28/9/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan masih ada pondok pesantren (ponpes) yang sulit mengikuti vaksinasi Covid-19. Mereka beralasan tidak mendapat izin dari orang tua santri.

Bupati lantas meminta bantuan Polres dan Kodim 0725/Sragen untuk melakukan pendekatan persuasif mengatasi ponpes yang sulit ikut vaksinasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penjelasan itu disampaikan Bupati Yuni Sukowati seusai mengikuti upacara Hari Santri Nasional di pelataran Makam Pangeran Sukowati, Pengkol, Tanon, Sragen, Jumat (22/10/2021). Ia didampingi Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi dan Dandim, Letkol (Inf) Anggoro Heri Praktikno.

Baca Juga: Bupati Sragen: Dana Abadi Pesantren Jadi Kado Terindah di Hari Santri

“Cakupan vaksinasi untuk para santri sebenarnya cukup tinggi di Sragen, tetapi ada beberapa ponpes yang masih sulit untuk mengikuti program vaksin bagi santrinya. Saya minta tolong kepada Kapolres dan Dandim untuk pendekatan kepada beberapa ponpes tersebut. Ya, alasan mereka tidak dapat izin dari orang tua santri, terutama di luar Jawa Tengah,” ujar Yuni, sapaan ankrabnya.

Yuni menerangkan program vaksinasi itu berlangsung di seluruh wilayah Indonesia. Dia berupaya melakukan pendekati dari hati ke hati bersama Kapolres dan Dandim agar beberapa ponpes itu mau mengikuti vaksinasi bagi santri-santrinya.

“Jumlah ponpes yang sulit ikut vaksin itu tidak banyak, hanya beberapa saja,” ujar Yuni yang enggan menyebut jumlah ponpes dan daerah lokasi ponpes tersebut.

Baca Juga: Bantuan Ponpes Belum Merata, DPRD Sragen Inisiasi Perda Pesantren

Contoh Prokes

Ia berharap para santri dan ustaz-ustazahnya termasuk kiai berjuang bersama di masa pandemi Covid-19. Bupati meminta ponpes harus menjadi contoh dalam penerapan protokol kesehatan. Dia mendengar beberapa daerah ada kasus positif Covid-19 saat pembelajaran tatap muka (PTM).

Dia meyakini bila penerapan protokol kesehatan di ponpes sudah ketat karena di ponpes itu memiliki kultur yang berbeda. Yakni para santrinya patuh kepada kiai.

“Ya, semoga aman di Sragen. Untuk sementara Sragen masih PPKM [pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat] level 2. Sragen masuk dalam kebijakan aglomerasi Soloraya. Masih ada kabupaten yang cakupan vaksinasinya kurang dari 70% dan cakupan vaksinasi lansianya kurang dari 60%. Ditunggu saja, saya optimistis dua pekan ke depan Soloraya bisa masuk PPKM Level 1,” ujarnya.

Baca Juga: Angin Kencang yang Rusak 20 Rumah di Sragen, La Nina Sudah Datang?

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen dr. Hargiyanto mengatakan cakupan vaksinasi di Sragen untuk dosis pertama sudah mencapai 73,22% atau 568.040 orang dan vaksinasi kedua sebanyak 276.123 orang atau 35,59%.

Sementara cakupan vaksinasi orang lanjut usia (lansia) pada dosis pertama, sebut Hargiyanto, sudah mencapai 64,22% atau 76.415 orang dan dosis kedua menyasar 38.658 orang atau 32,49%.

“Pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit hanya dua orang. Warga yang terkonfirmasi positif yang tinggal di tempat isolasi terpusat juga hanya satu orang dari total kapasitas isolasi terpusat di Technopark dan Gemolong sebanyak 486 tempat tidur,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya