SOLOPOS.COM - Penampakan salah satu sungai di sekitar Gunung Merapi, dalam pemantauan dari udara BPPTKG dan BPBD DIY, Kamis (26/11/2020). (Istimewa/Humas Pemda)

Solopos.com, JOGJA — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjumpai masih ada penambang yang beraktivitas di kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Gunung Merapi.

Hal itu terungkap berdasarkan pantauan udara. Untuk melihat perkembangan kondisi Gunung Merapi, BPPTKG bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY memantau kawasan Gunung Merapi dari udara, Kamis (26/11/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perekayasa Ahli Madya BPPTKG, Dewi Sri Sayudi, mengungkapkan dari pantauan udara itu terlihat masih ada sebagian kecil aktivitas penambangan di kawasan rawan bencana III tepatnya di Sungai Krasak.

Banyak Sampah Nyangkut di Tiang Penyangga Jembatan, BPBD Sukoharjo Lakukan Ini

Ekspedisi Mudik 2024

“Jaraknya cukup dekat dengan puncak [Merapi]. Mereka menambang bukan saja pada bagian alur sungai, tapi sudah merambah ke lingkungan sekitarnya,” kata dia, Kamis.

Sementara untuk aktivitas wisata, beberapa Jeep masih terpantau. Namun, Jeep milik pelaku usaha wisata itu berada di luar KRB III. Hal ini menunjukkan penyikapan yang bijak dari pelaku wisata, yakni dengan mengalihkan jalur ke luar kawasan rawan bencana III. Sementara kegiatan wisata di dalam KRB III semua sudah terhenti.

Terkait potensi lahar dingin dan penambahan material di aliran sungai, menurutnya masih bisa teratasi karena sungai di sekitar Gunung Merapi semuanya memiliki tebing yang dalam dan lebar.

Bertugas Pastikan Jalan di Solo Mulus, Ternyata Segini Anggaran Tim Sapu Lubang

Cukup Menampung Lahar

“Jika terjadi lahar di musim penghujan, dengan ada atau tidaknya penambahan material karena erupsi, masih cukup menampung lahar,” ungkapnya.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, menambahkan berdasarkan pantauan udara tersebut diketahui semua sungai di kawasan rawan bencana sekitar Gunung Merapi masih cukup dalam. Dengan demikian, masih mencukupi untuk menampung jika terjadi luncuran awan panas.

“Tadi di puncak cukup cerah, tapi terbangnya [helikopter] ke samping, tidak bisa lihat dalam kawahnya seperti apa. Tapi dari dinding-dinding kawah, saya sedikit lihat guguran material lama, jatuh ke arah Sungai Senowo, sebagian ke sungai Lamat,” ujarnya.

Asteroid 2020 WC4 Dekati Bumi Besok, Segini Ukurannya

Meski demikian guguran material tersebut masih berada di hulu sungai. Adapun prediksi potensi bahaya masih ke arah Kali Gendol karena bukaan kawah mengarah ke situ. Namun, karena guguran ke arah barat dan barat laut, potensi ke arah ini juga ada.

Hanik menyebut pemantauan dari udara ini di kawasan rawan bencana ini agar para pengambil kebijakan bisa melihat lebih dekat situasi Merapi. Ia mengimbau warga yang saat ini sudah mengungsi agar tenang dan sabar karena Gunung Merapi memang aktivitasnya tinggi tapi dengan durasi lama.

Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Danang Samsurizal, mengatakan dari hasil pantauan ini, pihaknya akan mengevaluasi peta dan pola evaluasi. Bisa jadi ada yang perlu diperkuat atau justru diganti. “Nanti ada rapat koordinasi dengan sektor terkait,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya