SOLOPOS.COM - Kondisi makam Mbah Luhung, salah satu ulama di Kota Semarang tampak kurang terawat. (semarangkota.go.id)

Solopos.com, SEMARANG — Makam seorang ulama di Kota Semarang, Habib Luhung Alwi bin Hasan bin Toha bin Yahya, atau Mbah Luhung, dalam kondisi yang kurang terawat. Padahal, Mbah Lulung dikenal sebagai salah satu ulama yang cukup populer dan masih memiliki ikatan darah atau kakek dari Habib Luthfi bin Yahya, yang merupakan ulama asal Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng).

Dikutip dari laman Internet resmi Pemkot Semarang, Senin (30/5/2023), makam Mbah Luhung ini terletak di Jalan Tunggu Raya Timur, Perum Cluster Dahlia, Meteseh, Kota Semarang.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Juru kunci area permakaman Mbah Luhung, Ahmad Susanto, mengatakan makam Mbah Luhung ini ditemukan Habib Luthfi bin Yahya pada tahun 2017 oleh Habib Luthfi bin Yahya.

“Area pemakaman ini ditemukan tahun 2017 lalu oleh Habib Luthfi bin Yahya. Sebenarnya tahun 2013 sudah ditemukan makam Mbah Luhung, dan baru diketahui masih keluarga Habib Luthfi pada 2017,” ujarnya, dilansir dari semarangkota.go.id.

Selama ini perawatan di makam tersebut hanya mengandalkan sedekah dari peziarah. Oleh karenanya, perawatan makam ini pun membutuhkan perhatian dari Pemkot Semarang.

Revitalisasi dari Pemkot Semarang sebenarnya sudah dilakukan sejak 2019 lalu. Revitalisasi dilakukan dengan pemasangan paving dan bangunan lainnya. Namun, karena termakan usia banyak atap atau eternit yang rusak dan jebol.

Ahmad Susanto atau yang karib disapa Gus Susanto pun berharap Pemkot Semarang bisa memberikan bantuan berupa pembangunan ulang. Tujuannya tak lain agar peziarah bisa nyaman dan bisa dijadikan kawasan wisata religi.

“Peziarah sebenarnya banyak, mohon bisa kembali diperhatikan agar wisatawan juga nyaman. Selain itu butuh dibangun pagar, karena banyak anak-anak yang bermain di sungai dan cukup membahayakan,” tambahnya.

Berdasarkan cerita yang beredar, Mbah Luhung merupakan putera dari Habib Hasan dan masih memiliki hubungan darah dengan Habib Toha atau Mbah Depok.

Makam Mbah Luhung ini kali pertama ditemukan pada 2013 lalu. Sebelum ditemukan, area pemakaman masih dikelilingi hutan dan sungai.

“Karena dulu belum tahu ini makam siapa, tetap saya rawat dan alhamdulilah ketemu. Ternyata kakek dari Abah [Habib Lutfi],” jelasnya.

Gus Susanto mengatakan perawatan makam Mbah Luhung selama ini hanya mengandalkan sedekah dari peziarah. Itu pun jumlahnya tidak seberapa. Jumlah sedekah itu terkadang habis untuk membayar tagihan listrik setiap bulannyaa.

“Saya berharap kepada Pemkot [Semarang] untuk lebih memperhatikan. Misal mengganti lampu dan perbaikan lainnya. Apalagi kamar mandi yang ada masih belum jadi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya