SOLOPOS.COM - Pengendara melintasi jalan penghubung Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dan Museum Manusia Purba Klaster Dayu, tapatnya di Desa Krikilan, yang rusak, Senin (24/2/2020). (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Jalur penghubung Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dengan Museum Manusia Purba Klaster Dayu di Gondangrejo, Karanganyar, rusak sepanjang sekitar 500 meter.

Pada Senin (24/2/2020), permukaan jalan itu tampak berupa beton di bagian pinggir, sementara di bagian tengahnya masih berupa tanah. Permukaan beton sudah retak di sana sini.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Jalan rusak itu menghubungkan Jembatan Krikilan yang dibangun pada 2015 dengan anggaran Rp2,9 miliar dari APBD Jawa Tengah.

Catatan Banjir Jakarta di Era Anies-Ahok-Jokowi, Mana yang Paling Parah?

Di tahun sama, Pemkab Sragen sudah membeton permukaan jalan sepanjang sekitar 500 meter sebelum jembatan. Meski demikian, masih ada jalan sepanjang 500 meter belum tersentuh perbaikan.

Padahal, jalur penghubung jembatan dengan Museum Purba Klaster Dayu di Karanganyar sudah diperbaiki oleh Pemkab Karanganyar.

Pembangunan Jembatan Krikilan bertujuan membuka jalur baru yang menghubungkan Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dan Museum Manusia Purba Klaster Dayu.

Dahan Roboh Timpa Halte BST di Tipes Solo hingga Ambruk, 2 Pelajar SMP Terluka

Sebelumnya, tidak ada jalan yang menghubungkan dua museum itu meski keduanya hanya berjarak sekitar 1,5 km. Jika ingin menuju Museum Purba Klaster Sangiran, wisatawan dari Museum Purbakala Sangiran harus melewati jalan raya yang melintasi kawasan Kalioso dengan jarak sekitar 7 km.

“Dengan dibangunnya jembatan itu, seharusnya mempermudah akses wisatawan dari Klater Krikilan ke Klaster Dayu atau sebaliknya. Namun, karena masih ada jalan yang rusak, minat wisatawan menuju Klaster Dayu menjadi berkurang,” papar Kepala Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Widodo.

Jalur baru yang dibangun itu sebelumnya berupa lahan pertanian yang dipisahkan Sungai Cemara. Pembukaan jalur di wilayah administrasi Sragen tidak menggunakan biaya ganti rugi karena dibangun di tanah kas desa.

Banjir Juga Rendam Bekasi, Sejumlah Warga Terpaksa Mengungsi

Sebagian lahan memang milik perorangan, tetapi pemiliknya tidak keberatan sawahnya dialihfungsikan menjadi jalan umum. Jembatan Krikilan dibangun dengan model kontruksi komposit sepanjang 40 meter dan lebar 6 meter.

“Sebenarnya kalau berniat memperbaiki jalan rusak sepanjang 500 meter itu, mungkin hanya dibutuhkan biaya Rp400 juta. Namun karena itu jalan kabupaten, maka Pemdes Krikilan tidak punya kewenangan untuk memperbaiki jalan itu,” terang Widowo.

Dampak Banjir Jakarta, KA dari Ibu Kota Menuju Jatim-Jateng Telat

Sunarman, 45, pengguna jalan asal Gondangrejo yang biasa melewati jalan Krikilan-Dayu mengatakan sejak ada Jembatan Krikilan dia bisa bisa memangkas waktu perjalanan dengan selisih 20 menitan.

“Dulu kalau mau ke Sangiran atau Plupuh harus lewat Kalioso yang lebih jauh. Sejak ada jembatan, jadi lebih dekat. Tapi, alangkah baiknya bila jalan yang masih rusak itu diperbaiki demi kenyamanan pengguna jalan. Saat hujan tiba, permukaan jalan itu dipenuhi lumpur sehingga cukup membahayakan pengguna jalan.,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya