SOLOPOS.COM - Ilustrasi DBD (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Solopos.com, KLATEN—Sebanyak empat bocah di Klaten meninggal dunia karena terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari 2021-awal Oktober 2021. Di sisi lain, warga diminta tetap mewaspadai DBD di tengah pandemi Covid-19.

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Wahyuning Nugraheni, mengatakan keempat bocah yang meninggal dunia karena DBD itu tersebar di beberapa kecamatan di Klaten. Hal itu seperti di Ceper (dua orang), Kebonarum (satu orang), dan Klaten Selatan (satu orang).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Seluruhnya [warga meninggal dunia karena DBD] tergolong masih anak-anak. Usianya berkisar enam tahun hingga 10 tahun,” kata Wahyuning Nugraheni, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Jumat (15/10/2021).

Baca Juga: TIM PKM UNS Solo Tawarkan Susu Sapi Ramah Pencernaan

Wahyuning Nugraheni mengatakan penyebab kematian keempat bocah karena terlambat penanganan. Hal itu bermula dari orangtua yang belum mengetahui secara detail tentang penanganan yang harus segera diambil sewaktu melihat anaknya mengalami gejala DBD.

“Terkadang kan saat kritis, anak itu tidak panas. Tapi perlu dilihat juga kondisinya, apakah lemas atau masih beraktivitas seperti biasa. Rata-rata, kasus DBD hingga mengakibatkan kematian itu karena anak baru dibawa ke fasiltas kesehatan (faskes) saat kondisinya sudah parah. Padahal, saat suhu anak sudah 38-39 derajat celcius itu harus segera waspada. Lekas periksakan ke faskes terdekat untuk memperoleh penanganan yang tepat,” katanya.

Disinggung tentang jumlah kasus DBD yang terjadi di Klaten, Wahyuning Nugraheni mengatakan, jumlahnya sudah mencapai 102 kasus dengan empat kasus kematian. Hal itu terhitung sejak pekan ke-1 hingga pekan ke-40 di tahun 2021 atau Januari 2021-awal Oktober 2020.

Baca Juga: Jaga Kualitas Susu, Peternak Sapi di Boyolali Pakai Pakan Alami

“Pekan ke-40 itu berlangsung dari 3 Oktober 2021-9 Oktober 2021. Bila dibandingkan di pekan yang sama, pekan ke-1 hingga pekan ke-40 di tahun 2021 mengalami penurunan kasus dibandingkan pekan yang sama di tahun 2020. Catatan kami, kasus DBD pekan ke-1 hingga pekan ke-40 tahun 2020 itu mencapai 363 orang dengan delapan kasus kematian,” katanya.

Wahyuning Nugraheni mengatakan penyuluhan sekaligus edukasi ke seluruh elemen masyarakat guna mencegah DBD masih terus dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Hal itu termasuk menyosialisasikan melalui media sosial (medsos).

“Kami juga mendorong ke warga agar memberikan keterangan yang tepat ke dokter. Jika anaknya sudah panas tinggi sejak tiga hari terakhir, ceritakan secara tepat ke dokter di faskes [informasi awal dari warga/orangtua itu berpengaruh dalam tahap penanganan],” katanya.

Baca Juga: Susu Jadi Komoditas Andalan Desa Banyuanyar Boyolali

 

Cegah DBD

Hal senada dijelaskan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Klaten, Anggit Budiarto. Berbagai jenis penyakit menular perlu diwaspadai di tengah pandemi Covid-19.

“Dalam mencegah DBD, hal paling efektif yang harus dilakukan berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN). DBD tetap perlu diwaspadai saat sekarang,” katanya.

Koordinator Penanganan Kesehatan Satgas PP Covid-19 Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan di Klaten memang masih berlangsung pandemi Covid-19. Hingga Kamis (14/10/2021), masih terdapat dua orang terkonfirmasi Covid-19. Kedua orang tersebut berasal dari Kecamatan Klaten Utara. Di waktu yang sama juga terdapat tujuh pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Admisnitrasi Pertanahan Tak Tertib, Pamong Desa Sering Terseret Hukum

“Jumlah kasus kumulatif Covid-19 di Klaten mencapai 34.754 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 23 orang menjalani perawatan/isolasi. Sebanyak 31.813 orang dinyatakan telah sembuh. Sebanyak 2.918 orang telah meninggal dunia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya