SOLOPOS.COM - Ilustrasi dropping air bersih (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KLATEN -- Alokasi anggaran untuk bantuan dropping air bersih ke wilayah terdampak musim kemarau di Kabupaten Klaten tahun ini berkurang lantaran ada rasionalisasi anggaran untuk pencegahan Covid-19.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Klaten menetapkan status siaga darurat bencana darurat kekeringan 1 Juni-30 November 2020 berdasarkan pada surat Kepala Stasiun Klimatologi BMKG di Semarang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Surat tertanggal 30 Maret itu ditujukan kepada Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah (Jateng) dan kepala pelaksana BPBD kabupaten/kota se Jateng.

Dalam surat itu menjelaskan wilayah Klaten mulai memasuki musim kemarau pada Mei hingga November dan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus.

“SK tentang status siaga darurat bencana kekeringan di Klaten 2020 sudah proses tanda tangan bupati,” kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, kepada , Minggu (7/6/2020).

Sedianya Pemkab Klaten mengalokasikan anggaran melalui APBD 2020 senilai Rp200 juta untuk persiapan bantuan dropping air bersih ke daerah terdampak kekeringan.

Terciduk Indehoi di Hotel Melati Klaten, 5 Pasangan Kumpul Kebo Cuma Disanksi Wajib Lapor

Nominal itu sama dengan bantuan dropping air bersih 2019 di Klaten.

Namun, anggaran untuk dropping air bersih tahun ini berkurang lantaran sebagian dialihkan untuk penanganan dampak Covid-19. Anggaran yang semula disiapkan Rp200 juta menjadi Rp150 juta atau berkurang 25 persen.

Alhasil, anggaran dropping air bersih yang semula bisa untuk penyediaan 800 tangki air bersih menjadi hanya 600 tangki dengan 1 tangki berisi sekitar 5.000 liter air bersih.

Jumlah itu diperkirakan hanya bisa mencukupi permintaan dropping air bersih untuk warga Klaten selama tiga bulan.

Bupati Sri Mulyani Meminta Warga Jujur Terkait Covid-19

Terkait kondisi tersebut, BPBD Klaten berencana mengajukan tambahan anggaran dropping air bersih melalui APBD perubahan.

“Dalam APBD perubahan kami ajukan tambahan anggaran Rp90 juta untuk 400 tangki. Harapan kami pengajuan itu bisa dipihaki,” kata Haris.

Mengajak Pihak Ketiga

Selain itu, pihak ketiga seperti perorangan, lembaga, kantor, dan Ormas di Klaten tetap diajak untuk bisa ikut membantu penyaluran bantuan dropping air bersih.

“Pihak ketiga tetap kami gerakkan. Tentu saja sifatnya tidak mengikat,” jelas Haris. Terkait daerah rawan krisis air bersih, Haris menjelaskan masih mengacu pada daerah terdampak di 2019.

Remaja 13 Tahun Asal Karanganom Klaten Sembuh dari Covid-19

Daerah terdampak kekeringan tahun lalu sebanyak 42 desa di sembilan kecamatan meliputi Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom, Karangdowo, Pedan, Cawas, Bayat, Trucuk, dan Gantiwarno.

“Sasaran disesuaikan dengan kondisi riil yang membutuhkan, bisa sama dengan lokasi 2019 dan tahun-tahun sebelumnya. Bisa bertambah dan bisa jadi berkurang. Kami rencanakan dropping air bersih mulai 29 Juni mendatang,” kata dia di Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya