SOLOPOS.COM - ilustrasi bantuan sosial tunai. (Solopos/Dok)

Solopos.com, WONOGIRIBantuan sosial (bansos) Program Sembako 2022 senilai Rp878,6 juta di Wonogiri alokasi Januari-Maret 2022 tak tersalurkan ke keluarga penerima manfaat (KPM). Sedianya, alokasi bantuan tersebut diperuntukkan bagi 1.461 KPM.

Para KPM tersebut diketahui meninggal dunia tanpa memiliki ahli waris, merantau sekeluarga, dan pindah domisili atau tidak ditemukan. Selain itu dimungkinkan data KPM ganda. Data terakhir progres penyaluran bansos program, Selasa (5/4/2022), bansos yang tak tersalurkan itu merupakan bansos untuk KPM yang tersebar di 25 kecamatan. Di waktu sebelumnya, bantuan tersebut bernama Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bansos yang tak tersalurkan paling besar adalah bansos untuk KPM di Kecamatan Wonogiri (mencapai Rp74,4 juta untuk 124 KPM). Total alokasi bansos Program Sembako untuk Kecamatan Wonogiri senilai Rp3,001 miliar untuk 5.002 KPM. Alokasi bansos Program Sembako senilai Rp200.000/KPM/bulan.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, 200 Warga Baturetno Wonogiri Terima Bantuan Lele

Bansos jatah Januari-Maret 2022 disalurkan secara rapel pada Maret lalu sehingga setiap KPM menerima Rp600.000. Bansos disalurkan PT Pos Indonesia (Persero). Lokasi penyaluran ditentukan sesuai kesepakatan petugas penyalur dari PT Pos Indonesia, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan, dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).

Bentuk bansos uang tunai tersebut berbeda dengan bentuk bansos tahun-tahun sebelumnya. Bansos di waktu sebelumnya berbentuk bahan pangan senilai Rp200.000/KPM, seperti daging ayam, telur ayam, tahu, tempe, dan beras.

Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Maryono, mengatakan dana bansos Program Sembako jatah Januari-Maret 2022 senilai Rp55,299 miliar untuk 92.166 KPM.

Baca Juga: Bantuan Turun Jadi Rp300.000/bulan, Ini Tanggapan Penerima BST di Wonogiri

Dana bansos tersalur senilai Rp54,423 miliar untuk 90.705 KPM atau 98,41% dari total anggaran bansos jatah Januari-Maret 2022. Bansos senilai Rp878,6 juta yang dialokasikan untuk 1.461 KPM tak tersalurkan.

Dia menyebut, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, seperti KPM diketahui meninggal dunia, tetapi tak memiliki ahli waris. Ada juga KPM yang merantau sekeluarga. KPM lainnya saat dicari tak ditemukan karena mungkin sudah pindah domisili. Selain itu, kemungkinan ada data KPM yang ganda. Sesuai ketentuan, satu KPM tidak boleh menerima dua bansos.

“Mestinya [bansos yang tersalurkan] iya [kembali ke kas negara], karena dana bansos tak tersalur kepada KPM. Terkait teknis dan mekanismenya merupakan kewenangan PT Pos Indonesia,” kata Maryono, Selasa (5/4/2022).

Baca Juga: 90 Kelompok Usaha Bersama di Wonogiri Disuntik Bantuan Rp20 Juta

Dia melanjutkan KPM yang sudah meninggal dunia, pindah domisili, merantau, dan data KPM ganda akan dicoret melalui proses validasi dan verifikasi (verval) rutin. Dinsos bersama perangkat tingkat kecamatan, desa, hingga rukun tetangga (RT) memverifikasi dan memvalidasi melalui aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial-Next Generation (SIKS-NG) setiap bulan. Aplikasi tersebut dikembangkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai wadah proses perbaikan dan pengusulan baru data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

“Verval itu untuk mendeteksi KPM masih layak atau tidak layak menerima bansos dari pemerintah,” imbuh Maryono.

Hingga awal April 2022, Dinsos Wonogiri belum menerima pemberitahuan resmi mengenai bentuk bansos Program Sembako alokasi April (masih uang tunai atau bahan pangan lagi). Sehingga sampai sekarang belum ada penyaluran bansos Program Sembako.

Baca Juga: 35.206 Warga Wonogiri Terima BLT DD Tahap Keempat, Metode Penyalurannya Baru

Uang Tunai

Terpisah, salah satu KPM bansos Program Sembako, Unggul, 65, warga Pokoh Kidul, Kecamatam Wonogiri, sangat senang bansos Program Sembako berbentuk uang tunai. Dia memilih uang tunai dari pada bahan pangan. Sebab, uang bisa dibelanjakan bahan pangan sesuai porsi kebutuhan keluarganya, sehingga lebih efisien. Saat masih ada stok bahan pangan di rumah, KPM bisa menyimpan dana bansos terlebih dahulu.

“Kalau wujud bansosnya bahan pangan seperti yang selama ini saya terima, justru enggak efisien,” ucap Unggul.

Dia menyebut selama ini, bansos bahan pangan disalurkan tiga atau empat bulan sekali, sehingga setiap penyaluran Unggul menerima banyak bahan pangan. Jika penyalurannya empat bulan sekali berarti saat penyaluran Unggul menerima 4 kg daging ayam, 4 kg telur, dan 4 kg beras. Semua bahan pangan itu tidak bisa habis dalam waktu dekat.

Baca Juga: Pemegang KKS Bermasalah di Wonogiri Berpeluang Dapat Bansos Lain, Silakan Lapor ke Kelurahan

“Kalau lama disimpan tidak enak lagi dikonsumsi. Saya sering memberikannya kepada anak atau tetangga. Kalau tidak saya bagikan kepada yang lain eman-eman, mubazir. Kalau penyaluran bahan pangannya sebulan sekali baru bisa efisien,” kata Unggul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya