Solopos.com, JAKARTA–PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) merugi hingga 688%.
Dengan besarnya kerugian ini, entitas yang dikendalikan Kookmin Bank dari Korea Selatan mengalami pembengkakan kerugian dari Rp167,1 miliar menjadi Rp1,32 triliun per kuartal I/2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan KB Bukopin di Bursa Efek Indonesia, Senin (16/5/2022), penyumbang utama memburuknya kerugian disebabkan menurunnya kualitas kredit.
Dari pendapatan, BBKP tidak mengalami penurunan yang berarti yakni dari Rp1,08 triliun menjadi Rp1,01 triliun.
Saat pendapatan turun tipis, BBKP berhasil menurunkan beban bunga dan syariah dari Rp903,44 miliar menjadi Rp692,23 miliar.
Baca Juga: Bidik Nasabah Milenial, KB Bukopin Pilih Aespa Jadi Brand Ambassador
Penyebab utama membengkaknya kerugian adalah BBKP melaporkan terjadi pembalikan penyisihan kerugian dari sebelumnya untung Rp227 miliar menjadi minus Rp1,55 triliun.
Lalu sektor ekonomi apa saja yang membuat rugi BBKP? Dikutip dari catatan laporan keuangan, sektor pemberat yakni kredit bermasalah BBKP terutama dari sektor jasa yang melonjak dari Rp910,12 miliar pada akhir 2021 menjadi Rp1,63 triliun.
Demikian juga sektor perdagangan yang semula Rp99,7 miliar melonjak menjadi Rp1,08 triliun demikian juga sektor pertanian naik dari Rp71,82 miliar menjadi Rp194,49 miliar.
Meski demikian kredit bermasalah BBKP naik sedikit dari Rp6,52 triliun menjadi Rp6,79 triliun.
Pasalnya perusahaan berhasil menekan kredit bermasalah di sektor pertambangan dari Rp1,37 triliun menjadi Rp71,74 miliar seiring ledakan harga komoditas seperti minyak dan batu bara.
Baca Juga: Menuju 10 Bank Terbesar Indonesia, KB Bukopin Siapkan Strategi Ini
“Pada 31 Maret 2022, rasio kredit bermasalah – kotor dan neto konsolidasian berdasarkan peraturan Bank Indonesia masing-masing adalah 11,90% dan 4,86% berbanding 31 Desember 2021, sebesar 11,16% dan 5%,” tulis manajemen BBKP dalam catatan laporan keuangannya.
Selanjutnya dalam laporan yang sama berdasarkan kolektibilitas, Bukopin melaporkan dari kredit Rp52,37 triliun, pinjaman dengan status perhatian khusus mencapai Rp2,24 triliun, kurang lancar Rp72,3 miliar, diragukan Rp204,2 miliar dan kredit macet Rp2,49 triliun.
Sebagai pembanding, pada akhir 2021, kelompok kredit dalam perhatian khusus BBKP sebesar Rp3,51 triliun, kurang lancar Rp333,18 miliar, diragukan Rp296,5 miliar dan macet Rp2,3 triliun.
Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Rugi Bank Bukopin (BBKP) Membengkak 688 persen, Ini Biang Keroknya