SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dokumen)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Badan Pusat Statistik Gunungkidul mencatat hingga akhir 2013 lalu ada 78.000 warga Gunungkidul yang buta aksara atau tidak bisa membaca, menulis latin dan menghitung.

Buta aksara ini tidak hanya dialami oleh warga yang lanjut usia namun juga ada usia sekolah.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Kepala BPS Gunungkidul Agus Handri Yanto mengatakan, dalam survei 2010 lalu warga yang buta aksara mencapai 107.000. BPS mengolah data dari tahun ke tahun dan hasilnya sudah berkurang, “Sisa 87.000 warga yang masih buta aksara,” kata dia, Kamis (9/1/2014).

Menurut dia, hampir di setiap kecamatan terdapat warga yang buta aksara sehingga tidak bisa disebut satu wilayah lebih besar. Bahkan di Kecamatan Wonosari yang menjadi pusat kota jumlah buta aksara mencapai 7.000.

Adapun dari kriteria usia yakni 10-59 tahun. “Kebanyakan umur 50-59 tahun tapi yang umur 10-19 tahun juga ada,” ucap Agus

Agus menambahkan, Gunungkidul juga menempati urutan paling bawah diantara 4 kabupaten dan kota se-DIY dalam Indek Pembangunan Manusia (IPM). Hal itu terlihat dari rata-rata lama sekolah paling rendah sampai tahun ini. Agus mengaku sudah menyampaikan hasil olah data tersebut ke Pemerintah untuk menjadi bahan kajian dan siap membantu.

“Namun terkadang dinas terkait memiliki penilaian sendiri, kita tidak memaksakan data kita menjadi acuan. Tapi kalau ingin meningkatkan IPM maka acuannya harus jelas.” tegas Agus.

Sementara Kepala Bidang Pendidikan PAUD, Non Formal dan Informal Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Supriyadi mengatakan, terus berupaya mengurangi angka buta aksara secara bertahap.

Dia mengklaim sudah berhasil memberantas sebanyak 15.000 buta aksara melalui bimbingan tutorial di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada di setiap kecamatan dan desa.

Selain itu pendidikan kejar paket juga digiatkan. Supriyadi mengaku masih mengkaji data BPS. Sebab dari penelusuran Disdikpora sampai tingkat RT tidak sebanyak versi BPS.

“Justru yang bayak ditemukan usia diatas 60 tahun. Usia lanjut tidak masuk kategori,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya