SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanggap bencana banjir (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI —  Publikasi Skripsi milik Diah Pratiwi berjudul Analisis Kerawanan Bencana Banjir Di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali 2022, menyatakan Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, termasuk dalam wilayah paling rawan banjir.

Berdasarkan tulisan itu, ada 75,77% atau setara dengan 1949,3 hektare wilayah di Kecamatan Banyudono yang dinyatakan rawan banjir. Selanjutnya hanya ada 1,99% atau setara dengan 51,3 ha wilayah di Banyudono dinyatakan tidak rawan banjir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Daerah yang sangat rawan tersebut tersebar secara merata di 15 desa di Kecamatan Banyudono.

Untuk mendapatkan kesimpulan tersebut, Diah menghitung tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Banyudono berdasarkan lima parameter yang meliputi kemiringan lereng, ketinggian tempat, curah hujan, jenis tanah, dan penggunaan lahan.

Lebih lanjut, Diah menuliskan faktor yang mendominasi penyebab banjir di Kecamatan Banyudono adalah kemiringan lereng dengan nilai signifikansi 0,79 atau sebesar 79%. Sedangkan faktor lain penyebab banjir tidak diteliti olehnya.

Baca juga: Waspada Banjir, Sukarelawan-Warga Bersihkan Sungai Dimoro Karangpandan

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Widodo Munir mengatakan banjir yang terjadi di Banyudono, khususnya di Desa Ketaon disebabkan karena adanya sumbatan di saluran air yang mengarah ke Kali Pepe.

“Kami setiap saat selalu memberi himbauan kepada masyarakat untuk mengatasi banjir. Disamping antisipasi terhadap pohon yang roboh karena angin. Kami juga melakukan kegiatan menjaga drainase,” kata Widodo, Selasa (27/9/2022).

“Seperti yang di Desa Ketaon kemarin kami menugaskan staf untuk membantu membersihkan. Sehingga ketika hujan itu ada banjir, genangan bisa turun atau asat mengalir ke Sungai Pepe,” ucap dia kepada Solopos.com di Kantor BPBD, Selasa (27/9/2022).

Widodo menjelaskan potensi banjir di Boyolali mestinya sangat kecil. Namun, budaya pengelolaan sampah yang kurang, berpotensi menjadi penyebab banjir di Boyolali.

“Kami memang ada banjir kiriman, namun sifatnya tidak menggenangi rumah, misalnya banjir di Kali Serang, dan lainnya. Untuk di Kali Pepe mungkin menggenangi saudara kami yang di Pandeyan. Tapi sekali lagi, itu ya faktor sedimen yang kalinya mulai dangkal dan faktor sampah kalau wilayah itu dekat jalan nasional,” ucap dia.

Baca juga: Waspada! Ini Wilayah Rawan Banjir Saat Hujan di Wonogiri

Untuk antisipasi setiap tahunnya, BPBD melakukan pembinaan dan menerbitkan surat edaran kepada masyarakat yang sifatnya mengingatkan kembali bahwa banjir bisa diatasi dengan berperilaku baik terhadap lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya