SOLOPOS.COM - Ilustrasi cek kesehatan. (Facebook.com)

Sebanyak 4.514 warga Solo diduga Tbc. 

Solopos.com, SOLO—Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengajak warga di Kota Bengawan untuk memerangi penyakit tuberculosis (Tbc). Salah satu upayanya dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tercatat ada 4.514 warga di Kota Bengawan diduga atau suspect Tbc. Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo saat membuka sepeda sehat dalam rangka memperingati Hari Tbc Sedunia di Car Free Day (CFD) Jalan Slamet Riyadi tepatnya di depan rumah dinas wali kota di Loji Gandrung, Minggu (25/3/2018), mengajak keterlibatan lurah dalam memantau kondisi kewilayahannya dalam memerangi penyakit TB.

“Tidak hanya kader kesehatan yang harus aktif, tapi lurahnya juga. Jangan hanya duduk saja,” katanya.

Pemkot segera melakukan intervensi bagi warga yang diketahui mengidap penyakit Tbc. Tak cukup itu, Pemkot juga memberikan layanan kesehatan gratis di tingkat puskesmas bagi warga Kota Bengawan.

Layanan kesehatan gratis tersebut mulai diberlakukan sejak diterbitkannya Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 25-A Tahun 2016. Seluruh biaya pengobatan warga ditanggung APBD Kota Solo.  Penerima manfaat adalah warga Solo dibuktikan melalui kartu tanda penduduk (KTP) dan berdomisili di Solo. (baca juga: Duh, 4.514 Penderita Berjuang Lawan Tbc)

Tak hanya warga umum, layanan kesehatan gratis berupa cek laboratorium juga diperuntukkan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) usia 40 tahun ke atas di lingkungan Pemkot.

“Jadi silakan memanfaatkan layanan kesehatan gratis di Puskesmas, termasuk untuk penyakit Tbc,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih mengatakan potensi penularan penyakit Tbc sangat berbahaya. Penyebabnya adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap Tbc. Nama bakteri tersebut adalah mycobacterium tuberculosis.

“Saat ini Indonesia berada diperingkat kedua dengan jumlah TB terbanyak setelah India,” kata Ning sapaan akrabnya.

Guna menekan penyebaran, DKK telah melaksanakan program ketuk pintu sejak tahun lalu. Petugas pusekemas, rumah sakit, dan tenaga medis setiap hari Jumat secara intensif mendatangi masyarakat untuk menemukan warga penderita tuberkolosis.

Program yang diberi nama Ketuk Pintu Tuberkolosis ini menargetkan seluruh pengidap Tbc dapat terdeteksi dan diobati secara optimal. Pihaknya bertekad menemukan pengidap sebanyak-banyaknya untuk kemudian diobati.

“Kuncinya TOSS, yaitu temukan obati sampai sembuh,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya