SOLOPOS.COM - Prajurit Keraton Ngayogyakarta

Harianjogja.com, JOGJA—Perbaikan Jembatan Comal, Pemalang, Jawa Tengah dikhawatirkan berdampak terhadap amblesnya sejumlah jembatan di DIY. Sebab jembatan di Yogyakarta saat ini menanggung beban truk bertonase tinggi yang dialihkan lewat jalur selatan.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIY Budi Antono mengatakan setidaknya ada tiga jembatan yang diwaspadai, yakni Jembatan Pelem Gurih Gamping, Jembatan Layang (fly over) Janti dan Jembatan Srandakan. Bahkan Jembatan Pelem Gurih itu usianya sudah lama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jembatan Pelem Gurih itu sudah goyang, sangat bahaya. Keadaan ini cukup darurat,” kata Budi sebelum mengikuti Upacara Detik-detik Proklamasi di halaman Gedung Agung, Minggu (17/8/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut dia, ketiga jembatan itu dibuat dengan kapasitas beban truk rata-rata 10-20 ton. Padahal truk yang biasa lewat jalur utara lebih sampai 30 ton. Sementara bedasarkan catatan Dishub, kendaraan berat seperti tronton, trailer per harinya ada 100-150 buah yang masuk DIY. Belum lagi kendaraan lainnya yang mencapai sekitar 700 kendaraan per hari. Malah di fly over Janti pernah ada truk berhenti karena as rodanya patah sehingga menambah beban jembatan.

“As truk patah karena APPIL [Alat Pengatur Isyarat Lalu-lintas) di jalur selatan lebih berdekatan jaraknya, banyak jalan berbelok,” katanya.

Beban jembatan Janti dari arah Selatan juga bisa bertambah ketika ada antrean kendaraan akibat penuhnya simpang tiga Nyonya Suharti. Untuk mengatasi kondisi jembatan itu, Budi mengaku telah berkoordinasi dengan kepolisian, Dinas Pekerjaan Umum, dan Satuan Kerja Jalan Nasional DIY Direktorat Jalan Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum.

Solusinya, APILL atau lampu lalu lintas dibiarkan hanya menyala kuning (flashing) pada simpang-simpang yang memungkinkan terjadi penumpukan sehingga antrean kendaraan terurai. Untuk akses ke Janti, flashing dilakukan di Simpang Nyonya Suharti, sedangkan kendaraan dari arah timur tidak boleh langsung ke utara. Untuk mengurangi beban di Jembatan Pelem Gurih, truk bertonase tinggi dialihkan ke ringroad sebelum memasuki jembatan. Flashing juga akan dilakukan pada simpang di area Pelem Gurih.

Kepolisian Daerah DIY juga bekerja sama dengan Polres Purworejo untuk mengurangi jumlah truk berkapasitas besar lewat Jembatan Srandakan, yakni dengan mengalihkan truk bermuatan 30 ton yang ke Magelang lewat Purworejo langsung Salaman.

“Kecuali truk yang lebih ringan bisa lewat dari Barat, yakni dari Toyan, Brosot, Srandakan, lalu Palbapang Bantul,” ujarnya.

Kondisi kebanyakan jembatan di DIY, menurut dia, memang sudah tua dan dibangun dengan kontruksi batu bata sehingga tidak kuat menanggung beban tinggi. Sehingga perbaikan jembatan di jalan nasional akan diusulkan, misalnya Pelem Gurih, Denggung, Bantar lama, dan lain- lain. Selain jembatan, kondisi aspal di DIY ini juga tak cocok untuk truk karena hanya berkelas medium.

“Di jalur utara yang sudah high level cloud saja kalah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya