SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjadi vaksinator dalam pencanangan vaksinasi dosis ketiga di Sentra Vaksinasi Pemkab Sragen, Selasa (18/1/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 239 orang warga Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen, belum divaksin Covid-19. Diduga mereka enggan divaksin karena punya berkeyakinan berbeda.

Adanya dua ratusan orang yang belum vaksin itu terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) Covid-19 di Aula Sukowati Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Kamis (3/2/2022) siang. Rakor tersebut dipimpin Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Warga yang enggan ikut vaksin itu tergabung dalam sebuah lembaga pendidikan nonformal.

“Kami masih melakukan profiling untuk kelompok masyarakat ini. Kelompok itu bukan sekolah resmi karena belum ada izin resminya. Itu semacam pendidikan kejar paket. Kami melakukan pendekatan lagi semoga mereka mau divaksin. Kapolres akan turun tangan di sana, ada 239 orang yang teridentifikasi,” ujar Yuni, sapaan Bupati.

Baca Juga: Hari Perdana Vaksin Booster di Sragen, Pensiunan ASN Jadi Sasaran

Yuni menerangkan ratusan warga itu sepertinya masih meragukan kehalalan dan keabsahan vaksin Covid-19. “Itu keyakinan mereka sendiri. Mereka memiliki kesimpulan sendiri dalam kelompoknya. Itu yang ada di pemahaman kami. Kalau mereka diberi pemahaman dan tetapi tidak mau maka kami mencari solusi bareng. Sampai sekarang belum ada kasus Covid-19 dari kelompok tersebut,” ujar Yuni.

Yuni berharap kasus satu keluarga yang terkonfirmasi positif dan ternyata belum ikut vaksin di Gemolong, Sragen, itu tidak terulang. Dia menegaskan vaksinasi adalah upaya untuk menekan angka kasus Covid-19. Sejauh ini capaian vaksinasi di Sragen sudah di atas 90%. Sekarang, Yuni mengejar target vaksinasi dosis ketiga.

Anggota DPRD Sragen asal Pengkok, Sugiyarto, mengatakan Pemerintah Desa Pengkok sudah berusaha maksimal melakukan pendekatan kepada warga agar mau ikut vaksinasi. Sugiyarto mengaku tidak tahu alasan warga yang tidak mau ikut vaksinasi.

Baca Juga: Hasil Sementara Survei Antibodi, Kekebalan 42 Warga Sragen di Bawah 50%

“Vaksinasi dengan jemput bola di Pengkok sudah berulang kali dilakukan. Vaksinasi diadakan di balai desa juga sering dan semua kembali kepada masing-masing warga,” jelasnya.

Para ketua rukun tetangga (RT) pernah diterjunkan untuk mendata warganya yang belum vaksin. Berdasarkan data RT itulah, kata dia, warga yang belum vaksin itu diundang khusus agar ikut vaksin di Balai Desa Pengkok. “Ada yang mau dan ada yang tidak mau datang ke gedung serba guna Balai Desa Pengekok,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya