SOLOPOS.COM - Atap ruang kelas yang nyaris runtuh. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 187 ruang kelas SD, SMP, dan SMK di Kota Solo diketahui rusak berat. Fakta tersebut terungkap dari hasil inventarisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo pada 2014.

Dari inventarisasi tersebut juga diketahui 470 ruang kelas lainnya rusak ringan, sedangkan 49 ruang masuk kategori rusak sedang. Banyaknya ruang kelas yang rusak itu dipaparkan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, saat menyampaikan Nota Jawaban Wali Kota atas Pendangan Umum Fraksi di DPRD Solo tentang APBD 2015, Jumat (7/11/2014) lalu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kondisi ruang kelas menjadi perhatian utama Disdikpora. Dari 266 sekolah dasar (SD) negeri dan swasta di Solo yang terdiri atas 2.070 ruang kelas, jelas Wali Kota, sebanyak 155 ruang di antaranya dalam kondisi rusak berat, 22 ruang rusak sedang, dan 283 ruang rusak ringan.

Pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), sebut Wali Kota, dari 74 SMP negeri dan swasta dengan 1.196 ruang kelas, sebanyak 16 ruang di antaranya rusak berat, 27 ruang rusak sedang, dan 110 ruang rusak ringan. Hanya untuk jenjang sekolah menengah atas (SMA) negeri dan swasta yang tidak memiliki ruang kelas dalam kategori rusak berat.

Pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri dan swasta, lanjut Wali Kota, hanya 16 ruang kelas yang rusak berat, 57 ruang rusak ringan, dan selebihnya 667 ruang dalam kondisi baik.

Kepala Disdikpora Solo, Etty Retnowati, saat dihubungi Solopos.com, Senin (17/11/2014), mengatakan data-data yang disampaikan Wali Kota Solo di DPRD tersebut diperoleh Disdikpora dari laporan sekolah. Etty menyatakan penentuan rusak ringan, sedang, dan berat itu sudah ada kriterianya yang ditentukan bagian sarana dan prasarana (sarpras).

“Lebih baik untuk mengetahui kriteria secara detail, tanya saja ke bagian sarpras. Untuk merehab kerusakan bangunan itu, kami sudah punya hitungannya. Tapi, sekarang duitnya belum ada. Masing-masing kebutuhan sekolah disesuaikan dengan jenjang pendidikannya. Kebutuhannya berapa, saya tidak hafal. Kalau dari dana bantuan Gubernur bisa memungkinkan,” kata Etty.

Dalam kesempatan lain, Etty pernah menjelaskan tentang rencana realisasi dana insentif daerah (DID) di 2015 senilai Rp25,35 miliar. DID tersebut, terang dia, digunakan untuk membangun SMKN 8 Solo, lanjutan pembangunan SMPN 11 Solo, pembangunan SMPN 27 Solo, pembangunan SDN Losari, SDN Wonosaren, SDN Miji Pinilihan, SDN Jajar, SDN Ngemplak, MCK SDN, dan seterusnya.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Solo, Hartanti, saat ditemui wartawan, Senin siang, menerangkan banyaknya ruang kelas yang rusak itu biasanya dibiayai dengan dana alokasi khusus (DAK) pendidikan. Persoalannya pada 2015 Pemkot tak mendapatkan alokasi DAK pendidikan.

“Kemungkinan, kami masih bisa berharap dari bantuan Gubernur. Saya yakin ada alokasi khusus pendidikan dari bantuan Gubernur. Rencananya ada Rp43,7 miliar dari bantuan gubernur, ternyata baru Rp18,7 miliar yang ada kejelasannya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada kejelasan besaran nilai bantuan Gubernur untuk pendidikan,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya