SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Solopos.com, SRAGEN — Salah satu siswa di bangku kelas IV SDN Jetak 4 Sidoharjo, HS, 10, enggan sekolah karena diduga menerima perlakukan kasar dari salah satu guru mata pelajaran di sekolah itu saat kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun pihak sekolah menampik tudingan salah satu guru melakukan kekerasan pada siswa.

Pantauan Solopos.com di salah satu rumah di Dukuh Kaponan, Jetak, HS berada di rumah sebelum KBM usai. Namun saat ditanya alasan pulang sebelum waktunya, dia menangis. Akhirnya dia mengaku pulang karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan dihukum di depan kelas oleh guru mata pelajaran (mapel), Dwi Purwanto.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

HS mengaku diminta berdiri menggunakan satu kaki di depan kelas dan dijewer. HS menjelaskan perlakukan itu bukan kali pertama diterima. Dia pernah dipukul di kepala dan diminta mengisi air di kamar mandi.
Perlakukan itu diterima sejak di bangku kelas III. Oleh karena itu HS menuturkan enggan sekolah di SDN Jetak 4 Sidoharjo karena takut. Bahkan menurut dia, Dwi juga melakukan itu kepada beberapa siswa lain.

“Galak. Saya dihukum, dijewer, dikethak sirahe. Aku karo kanca ku. Kanca ku dibalang kenek sirahe, nangis. Pas Bahasa Inggris karo Komputer, gurune Mas Dwi. Ditakoni PR enggak nggarap mergo wingi ora mlebu. Kon maju, ngadek sikil siji karo dijewer kupinge. Sampun lebih dari 10 kali. Pingin pindah sekolah,” kata HS saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Kamis (7/11/2013).

Orangtua HS, Suharno, 57, mengaku tidak terima anak bungsu diperlakukan seperti itu. Dia menuturkan keinginan memindah lokasi belajar anak. Menurut Suharno, keinginan itu sudah pernah disampaikan kepada pihak sekolah beberapa kali. Namun pihak sekolah menolak dengan berbagai alasan. Dia menjelaskan tidak tega melihat anaknya bolos karena takut atau pulang sekolah sembari menangis.

“Anak nangis, minta pindah. Saya sudah ketemu kepala dan wakil kepala sekolah. Saya diminta sabar dan jangan pindah. Sudah berulangkali. Pihak sekolah mengatakan akan menasihati Dwi tetapi kejadian terulang. Saya mau anak saya pindah. Saya takut terjadi sesuatu kepada anak,” ujar Suharno di rumahnya.

Sementara itu guru honorer yang mengampu mapel Bahasa Inggris, Komputer, dan bertanggung jawab sebagai tukang kebun sekolah, Dwi Purwanto, menampik tudingan ringan tangan dan kasar kepada HS maupun siswa lain. Dia menjelaskan hanya menasihati anak setiap kali tidak mengerjakan PR maupun tidak melaksanakan tugas. Dia balik menuding HS pandai berkilah setiap kali diingatkan guru.

“Anak itu pandai berkilah. Saya selalu menasihati baik-baik tetapi tidak diperhatikan. Tugas dari saya enggak pernah dikerjakan. Saya enggak pernah jewer apalagi pukul kepala. Saya sudah mengajar empat tahun dan enggak ada kekerasan,” ungkap Dwi saat ditemui Solopos.com di gedung SDN Jetak 4 Sidoharjo, Kamis.

Kepala SDN Jetak 4 Sidoharjo, Sutarno, menjelaskan akan mendalami persoalan ini. Dia mengaku enggan bersikap gegabah. Dia akan mengumpulkan informasi dari beberapa siswa ihwal cara mengajar guru dan perilaku siswa di kelas. Pada kesempatan lain, dia menunjukkan buku berjudul Penyelesaian Kasus SDN Jetak 4 Sidoharjo.

Beberapa lembar tertulis nama HS dan Dwi Purwanto dengan penjelasan kasus. Dia mengakui HS dan Dwi dalam pengawasan sekolah. HS membutuhkan perhatian khusus karena kenakalan sedangkan Dwi mendapat pengawasan karena pernah bersikap kasar.

“Tidak ada kekerasan di SDN Jetak 4. Anak butuh perhatian khusus demikian hal guru. Ini bisa dirembuk. Hukuman lumrah kalau anak enggak mengerjakan PR. Harapan saya bisa diselesaikan kekeluargaan. Kami mengupayakan penanganan dan pendekatan kepada guru, orangtua siswa dan siswa. Kalau ngotot pindah enggak apa-apa,” ujar Sutarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya