SOLOPOS.COM - Pihak SMK Pelayaran Pancasila menjenguk salah satu korban kekerasan pada Diksartar SMK Pelayaran Pancasila di RS PKU Muhammadiyah Kartasura, Rabu (12/8/2015). (Eni Widiastuti/JIBI/Solopos)

Dugaan kekerasan MOS, pihak orang tua korban melapor ke polisi

Solopos.com, SUKOHARJO–Orang tua korban kekerasan fisik saat pelaksanaan Pendidikan Dasar Ketarunaan (Diksartar) SMK Pelayaran Pancasila Kartasura, Sukoharjo, Sutarmin, melaporkan SMK Pelayaran Pancasila ke pihak kepolisian. Sementara itu pihak sekolah meminta orang tua korban mencabut laporan ke polisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakapolsek Kartasura, Iptu I Ketut Sukira, menerangkan Sutarmin melaporkan kasus kekerasan fisik yang dialami anaknya, Agus Riyanto, ke Polsek Kartasura, Rabu (12/8/2015) sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah laporan diterima, beberapa personel kepolisian langsung mengadakan penyelidikan. “Pihak sekolah sangat kooperatif jadi kepolisian terbantu,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di kantor Mapolsek Kartasura, Rabu.

Ibunda korban, Sumiyati, mengungkapkan sebagai orang tua ia terpaksa melaporkan kasus ini ke kepolisian. Alasan utamanya karena ia dan suaminya tidak diterima anaknya diperlakukan di luar batas kewajaran sebagai siswa. Ia juga berharap pelaporan itu akan menjadi pelajaran bagi sekolah agar lebih bertanggung jawab sehingga kasus kekerasan tidak akan terjadi lagi.
“Menurut anak saya ketika ia dipukul, ditampar, ada guru pembina yang lihat. Tapi kenapa semua ini bisa terjadi,” ujarnya.

Sutarmin menjelaskan ketika dilakukan pemeriksaan bagian dalam tubuh anaknya di Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) Selasa (11/8/2015) malam, dugaan sementara ginjal anaknya terluka.

Mengetahui orang tua korban melaporkan kasusnya ke kepolisian, Kepala SMK Pelayaran Pancasila Kartasura, Agus Nadi, dan beberapa orang guru mendatangi orang tua Agus di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura, Rabu siang. Mereka memohon agar pihak keluarga bersedia mencabut laporannya ke kepolisian.

“Ini demi kebaikan bersama agar kasus ini tidak berkepanjangan. Mari bicara dari hati ke hati bahwa pelaporan ini akan berimbas pada banyak orang. Termasuk ratusan siswa yang kini menuntut ilmu di SMK Pelayaran Pancasila,” jelas dia.

Meski demikian, Sutarmin bergeming. Hingga Rabu sore, ia tak mau mencabut laporannya ke kepolisian. Proses penyelidikan oleh kepolisian juga terus dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya