SOLOPOS.COM - Budayawan Setiawan Djodi (berdiri kiri) Universitas Veteran (Univet) Bangun Nusantara, Sukoharjo di auditorium setempat, Rabu (25/6). (JIBI/Solopos/Iskandar)

Solopos.com, SUKOHARJO–Salah seorang alumni Universitas Veteran (Univet) Bangun Nusantara, Sukoharjo, Ari Purnomo memrotes acara reuni alumni Univet yang digelar di auditorium setempat, Rabu (25/6/2014). Karena acara yang menghadirkan budayawan Setiawan Djodi dan diikuti kira-kira 1.000 orang itu dinilai telah melenceng dari tujuan semula.

“Saya bingung dengan acara yang diselenggarakan siang ini. Karena pada undangan yang kami terima menyebutkan acara ini adalah reuni. Tetapi kenapa kok dibelokkan ke arah kampanye?” ujar dia ketika ditemui wartawan di sela-sela acara.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Selain itu dia juga menyayangkan acara yang dinilai telah berbelok bernuansa politis, karena pada acara sambung rasa antara moderator dan Djodi dinilai membahas berbagai persoalan politik. Di antaranya seputar pandangan Djodi soal pemilihan presiden (pilpres) termasuk mengupas kedua figur calon presiden (capres) dan sebagainya.

Hal lain yang dia sayangkan, acara itu digelar di dalam lingkungan kampus Univet. Karena kampus dinilai merupakan kawasan yang haram digunakan untuk ajang politik praktis.

Menanggapi persoalan ini, Ketua Panitia Reuni dan Sambung Rasa Univet, Dr. Amir Mahmud mengatakan dialog antara moderator dan Djodi pada acara tersebut dinilai tidak bernuansa politis. “Justru apa yang mereka dialogkan adalah untuk mendukung suksesnya pilpres,” ujar dia.

Amir yang juga dosen setempat juga mengatakan para peserta atau tamu undangan reuni adalah mantan mahasiswa atau sudah lulus kuliah. Karena itu sisipan pembahasan pilpres tersebut juga dinilai tak masalah.

Pada bagian lain Setiawan Djodi saat menjawab pertanyaan moderator sambung rasa menyatakan sampai saat ini dia netral. Karena itu dia mengaku tak menjadi tim sukses kedua capres yang tengah bertarung.

“Dengan Mas Prabowo saya kenal baik, begitu pula dengan Mas Jokowi saya juga kenal baik. Bahkan saya yang juga orang Solo ini kenal Mas Jokowi sudah kira-kira 20 tahun lalu,” ujar dia.

Ditanya soal revolusi mental yang diusung kubu Jokowi yang beberapa tahun lalu pernah dikemukakannya, dia mengaku sangat setuju. Karena ketika dia mengungkapkan revolusi mental beberapa tahun lalu dinilai belum maksimal.

Sebab ketika itu di era Presiden Soeharto, kata revolusi dinilai berkonotasi ke kiri-kirian sehingga sempat dilarang. “Kalau sekarang kata revolusi kan sudah menjadi bahasa perseorangan yang bebas dikemukakan di mana pun” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya