SOLOPOS.COM - Inter Milan saat mengalahkan Genoa pada pertandingan pekan ke-17 Liga Serie A Italia musim 2019-2020 di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Italia, Minggu (22/12/2019) dini hari WIB. (Reuters-Daniele Mascolo)

Solopos.com, MILAN — Duel bertajuk Derby della Madonnina antara Inter Milan melawan AC Milan selalu menjadi laga yang sukar diprediksi. Keunggulan di klasemen acapkali tak menjamin hasil akan berpihak pada klub berperingkat lebih tinggi.

Inter yang akan menjadi tuan rumah Derbi Milan pada Senin (10/2/2020) dini hari WIB tentu amat paham bahwa klasemen bukanlah jaminan kemenangan. Nerazzurri kini memang unggul jauh dari Milan. Stefano Sensi dkk. masih berada di jalur perburuan scudetto dengan mengemas 51 poin dari 22 laga dan berada di posisi kedua.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sedangkan Rossoneri masih terjebak di peringkat sembilan dengan 32 poin, selisih 19 poin dari rival sekotanya. Dalam beberapa edisi derbi terakhir, Inter pun lebih dominan dari Milan. Mereka memenangi empat dari lima pertemuan terakhir di Serie-A tanpa sekali pun menelan kekalahan.

Inter kini berupaya meraih kemenangan keempat secara beruntun dalam derbi, sesuatu yang belum bisa mereka ulangi sejak meraih lima kemenangan beruntun pada 1985 silam. Namun sejumlah pihak meyakini deretan keunggulan itu tak lantas membuat Inter dengan mudah menjinakkan Milan di Giuseppe Meazza.

“Di atas kertas, Inter terlihat lebih kuat. Namun kalian tahu sendiri, mustahil membuat prediksi untuk laga derbi,” ujar eks bos Inter, Massimo Moratti, dilansir Passione Inter, Sabtu (8/2/2020).

Legenda bola Italia, Andrea Pirlo, juga berpandangan serupa. Eks gelandang Inter dan Milan itu menyebut klasemen tak akan ada artinya dalam Derby della Madonnina. “Laga ini tak sekadar memberikan poin, tapi juga harga diri. Laga ini bisa mengubah musim kedua tim secara keseluruhan,” cetus Pirlo kepada La Gazzetta dello Sport.

Keberadaan Zlatan Ibrahimovic di Rossoneri menjadi salah satu faktor tim asuhan Stefano Pioli bisa memberi kejutan kontra Inter. Striker asal Swedia ini kerap menjadikan Nerazzurri santapan empuk. Buktinya, Ibra sukses melesakkan lima gol dalam tujuh pertemuannya dengan Inter, tim yang pernah dibelanya tahun 2006-2009.

Jangan lupa, Milan juga belum terkalahkan sejak tahun baru dan memetik rata-rata 2,5 poin per laga setelah Ibra masuk. Ibra sendiri sudah mencetak dua gol dalam lima penampilan di semua ajang. “Inter tak terkalahkan di Serie-A cukup lama [15 laga], tapi kami bisa mengambil inspirasi dari Ibra, determinasi dan sikap laparnya,” ujar Pioli dilansir Football Italia.

Adik Seno Gede Bantah Dampingi Gibran di Pilkada Solo 2020

Absennya kiper Samir Handanovic karena cedera jari bisa membuat gebrakan Ibra kian menjadi-jadi. Di sektor serang, kekuatan Inter juga berkurang lantaran Lautaro Martinez urung tampil karena suspensi.

Alhasil Nerazzurri bakal berharap banyak pada Christian Eriksen untuk memberi warna baru pada serangan tim. Sejauh ini performa gelandang anyar asal Denmark itu belum cukup menonjol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya