SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo dengan PM Selandia Baru Jacinda Ardern yang dilaksanakan di Gedung Parlemen, Wellington, Senin (19/3/2018). (BPMI)

Pemerintah Indonesia mengklarifikasi tudingan editor NZ Herald bahwa Presiden Jokowi tak menghormati Selandia Baru.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia membantah anggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menghormati Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern dalam kunjungan kenegaraannya ke Selandia Baru, baru-baru ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, mengatakan pihaknya sudah melayangkan protes keras kepada Audrey Young, editor politik harian NZ Herald. Pasalnya, Audrey menuliskan bahwa Jokowi menolak berjumpa dengan media dan menolak memberikan penjelasan seusai pertemuan bilateral dengan Ardern di Gedung Parlemen Selandia Baru pada 19 Maret 2018 lalu.

Dalam tulisannya, Young menyatakan sikap Jokowi bisa diartikan sebagai tanda tidak menghormati tuan rumah. Baca juga: Editor NZ Herald Anggap Jokowi Tak Hormati Selandia Baru.

Tantowi menyatakan pendapat tersebut sangat pretensius dan pendapat pribadi yang tidak didukung oleh bukti serta fakta. Young disebut tidak melakukan konfirmasi baik kepada Pemerintah Selandia Baru maupun KBRI Wellington selaku perwakilan Pemerintah Indonesia.

“Yang benar adalah keputusan untuk tidak membuat keterangan pers adalah usulan dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, yang kemudian diadopsi menjadi keputusan bersama. Untuk konsumsi publik, hasil-hasil pertemuan akan disarikan dalam pernyataan bersama [joint statement] yang akan dimuat di website resmi kedua negara,” paparnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (26/3/2018).

Sebagai tamu, lanjut Tantowi, Pemerintah Indonesia menghargai posisi yang diambil oleh tuan rumah dan mendukung sepenuhnya karena menilai tidak ada yang salah dengan sikap tersebut.

Tantowi menambahkan sebagai presiden dari negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Jokowi menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan independensi pers sebagai salah satu pilar demokrasi. Untuk itu, Young diminta untuk membuat klarifikasi atas tulisannya.

Presiden Jokowi berkunjung ke Selandia Baru pada 18-19 Maret 2018, setelah sebelumnya mengunjungi Australia. Tahun ini, hubungan diplomatik kedua negara sudah mencapai 60 tahun. Selama kurun waktu tersebut, Pemerintah Indonesia mengklaim banyak kerja sama yang dicapai kedua negara termasuk di sektor perdagangan, investasi, pendidikan, pertanian, pariwisata, penanganan bencana, politik, hingga pertahanan dan kontra terorisme.

Kedua negara sepakat meningkatkan hubungan bilateral dari kerja sama strategis menjadi kerja sama komprehensif. Indonesia-Selandia Baru juga telah berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan dari 1,6 miliar dolar Selandia Baru menjadi 4 miliar dolar Selandia Baru sebelum 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya