SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Polhukam, Mahfud MD, saat membuka dialog publik membahas RKUHP di Bandung, Rabu (7/9/2022) siang. (Istimewa)

Solopos.com, MALANG – Pemerintah melakukan evaluasi terkait kerusuhan sepak bola di Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022), yang menelan korban jiwa 127 orang dan ratusan lainnya terluka.

Dari 127 korban meninggal sebanyak 125 orang adalah Aremania, suporter Arema FC, dan dua lainnya adalah polisi yang bertugas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Evaluasi sementara, panitia pertandingan Arema FC vs Persebaya melakukan dua kesalahan fatal yang akhirnya menjadi pemicu kerusuhan terbesar kedua dalam sejarah sepak bola di dunia itu.

“Kami tentu melakukan evaluasi. Yang terdekat ya menolong dan mengurus para korban, baik yang meninggal maupun yang luka-luka. Kalau evaluasi jangka panjang, tentu ini akan dilihat secara keseluruhan, termasuk terhadap panitia pertandingan,” kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md., seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube Metrotvnews, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga: Arema FC Terancam Terusir dari Malang hingga Akhir Liga 1 2022/2023

Mahfud menambahkan, evaluasi awal ditemukan fakta bahwa panitia pertandingan Arema FC vs Persebaya melakukan dua kesalahan besar.

Kesalahan pertama, panitia mengabaikan surat dari Polri yang mengusulkan agar pertandingan digelar pukul 15.30 WIB karena derby Jatim itu rawan terjadi kericuhan.

“Panitia kurang responsif terhadap usul dari Polri. Polri sudah mengusulkan agar digelar pukul 15.30 WIB, itu dengan surat resmi lho sampai dua kali. Tapi panitia bilang ‘ndak usah, jam delapan malam saja’. Panitia seperti memberi jaminan bahwa pertandingan aman,” papar Mahfud Md.

Baca Juga: Persebaya Berduka untuk Suporter Arema FC yang Meninggal dalam Derby Jatim

Kesalahan kedua, panitia pertandingan mencetak tiket melebihi kapasitas stadion. Menurut Mahfud, Stadion Kanjuruhan Malang hanya mampu menampung penonton berjumlah 38.000 orang.

“Namun panitia mencetak tiket 42.000 lembar padahal kapasitasnya 38.000 orang, itu sudah penuh. Ini masalah karena penonton yang masuk melebihi kapasitas stadion,” ujarnya.

Belasungkawa Persebaya

Persebaya Surabaya mengucapkan duka yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa setelah laga derby Jatim melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).

“Keluarga besar Persebaya turut berdukacita sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa setelah laga Arema FC vs Persebaya. Tidak ada satupun nyawa yang sepadan dengan sepak bola. Alfatihah untuk para korban. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” tulis akun Twitter Official Persebaya, @persebayaupdate, Minggu (2/10/2022) dini hari.

Akun Twitter resmi Persebaya itu juga menginformasikan tim Bajul Ijo sudah keluar dari stadion dan sedang menuju ke titik evakuasi.

Baca Juga: Arema FC Terancam Terusir dari Malang hingga Akhir Liga 1 2022/2023

“Tim telah keluar dari area stadion dan langsung menuju titik evakuasi agar bisa segera kembali ke Surabaya dan beristirahat.”

Seperti diberitakan, kerusuhan meletus setelah Persebaya Surabaya mengalahkan Arema FC 3-2, dalam lanjutan Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/9/2022) malam WIB.

arema FC vs persebaya berakhir rusuh arema terancam sanksi
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). (Antara/Ari Bowo Sucipto)

Ribuan suporter Arema FC tumpah ruah ke dalam lapangan tak lama setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.

Baca Juga: PSSI Investigasi Kerusuhan Derby Jatim Arema FC Vs Persebaya

Entah kenapa, pemain kedua kesebelasan tidak sempat bersalaman karena para penggawa Bajul Ijo, julukan Persebaya, langsung masuk ke ruang ganti.

Bersamaan dengan itu sejumlah suporter langsung masuk ke lapangan yang disusul oleh ribuan suporter lainnya.

Kerusuhan mulai terjadi. Sebagian dari suporter itu merusak mobil polisi yang ada di sekitar stadion.

Baca Juga: Pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya Berakhir Rusuh

Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menyatakan PSSI segera melakukan investigasi terkait kerusuhan di dalam Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.



‘’Kami masih menunggu laporan resmi dari pengawas pertandingan dan tentu laporan dari Kepolisian. Namun, dari tayangan video di media sosial yang sudah tersebar di mana-mana terlihat ada kerusuhan setelah wasit meniup peluit panjang. Sekali lagi kami masih menunggu laporan apakah ada korban atau tidak,’’ ujar Sekjen PSSI, Yunus Nusi, seperti dikutip Solopos.com dari situs resmi pssi.org.

Baca Juga: Wow! Persebaya Akhiri Penantian 23 Tahun untuk Menang di Kandang Arema

Yunus memastikan panitia pertandingan akan mendapat sanksi keras jika kerusuhan itu terbukti di dalam lapangan. Selain sanksi denda juga tidak bisa menjadi tuan rumah dalam beberapa laga.

‘’PSSI sangat mengecam kerusuhan ini. Namun, sekali lagi kami belum bisa menyimpulkan apa-apa. Tetapi, sanksi keras akan menimpa Arema jika semuanya terbukti. Tim investigasi PSSI akan segera bertolak ke Malang,’’ imbuh Yunus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya