SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Timika--Dua kelompok warga Kampung Liwung Mekar (sebelumnya disebut Tuni Kama) Kwamki Lama, Timika, Papua, Sabtu siang, terlibat saling serang dengan menggunakan panah.

Dari Timika, dilaporkan, perselisihan yang dipicu tewasnya Lenius Kogaya (19) pada Rabu (17/11) lalu itu melibatkan ratusan orang dari dua kelompok dan berlangsung mulai pukul 06.20 WIT hingga pukul 07.00 WIT di sekitar Gapura Kwamki Lama.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Setelah sempat mereda karena turun hujan deras, sekitar pukul 08.00 WIT kedua kelompok warga kembali terlibat aksi saling serang.

Namun bentrokan tidak berlangsung lama setelah puluhan personel polisi dan Brimob melepaskan tembakan peringatan ke udara berkali-kali dan memblokade jalan yang memisahkan permukiman kedua kelompok warga.

Dalam bentrokan tersebut, tidak ada korban luka maupun meninggal dunia.

Salah seorang warga Kwamki Lama, Demi Waker mengatakan, keluarga korban sebenarnya sudah menyerahkan penanganan kasus kematian Lenius Kogoya kepada aparat kepolisian. Namun ketenangan keluarga korban terusik setelah diserang oleh kelompok Acer Murib.

“Mereka yang menyerang kami sehingga kelompok kami membalasnya,” jelas Waker.

Agar pertikaian antara dua kelompok warga di Kwamki Lama tidak berlanjut, Waker meminta Kapolsek Mimika Baru AKP Lang Gia untuk mempertemukan tokoh-tokoh kedua kelompok guna membicarakan penyelesaian kasus kematian Lenius Kogoya.

Menurut informasi yang beredar di tengah warga setempat, pembunuhan terhadap Lenius dilatarbelakangi oleh masalah denda adat yang belum lunas pasca konflik di Kwamki Lama tahun 2006.

Pihak keluarga almarhum Lenius Kogoya menuding pelaku yang menikam Lenius hingga tewas pada Rabu (17/11) malam merupakan warga kubu Acer Murib yang juga bermukim di kompleks Liwung Mekar Kwamki Lama.

Kapolres Mimika AKBP Mochammad Sagi bersama sejumlah perwira dari Polres Mimika dan Brimob Detasemen B Polda Papua saat tiba di Kwamki Lama berupaya menenangkan warga kedua kelompok untuk menghentikan aksi saling serang.

Setelah itu, ratusan personel polisi dan Brimob melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga Liwung Mekar Kwamki Lama untuk mencari keberadaan pelaku pembunuhan Lenius Kogoya sekaligus menyita busur dan anak panah untuk menghindari terjadinya bentrokan susulan.

Hingga Sabtu petang, suasana di Liwung Mekar Kwamki Lama terlihat sudah kembali normal dengan penjagaan yang cukup ketat oleh ratusan personel kepolisian dari Polres Mimika dan Brimob Detasemen B Polda Papua.

Bentrokan antara kedua kelompok di Kwamki Lama hanya terisolasi di kawasan Kampung Liwung Mekar yang hanya berjarak beberapa ratus meter. Sementara masyarakat Kwamki Lama lainnya tetap beraktivitas sebagaimana biasa dan tidak melibatkan diri dalam konflik yang terjadi antara dua kelompok tersebut.

Dibawa ke Polres

Sementara itu pada Sabtu siang, sekitar 40 orang warga Kwamki Lama diangkut ke Mapolres Mimika untuk dimintai keterangan terkait kasus pembunuhan terhadap Lenius Kogoya. Puluhan warga Kwamki Lama tersebut dengan menggunakan dua unit truk Dalmas menuju Mapolres Mimika.

Lenius Kogoya yang merupakan keponakan dari Jacobus Kogoya, salah satu panglima perang (waemum) saat konflik di Kwamki Lama tahun 2006, pada Rabu malam tewas setelah ditikam dengan sebilah parang oleh seseorang saat sedang bermain Joker di rumahnya.

Jenazah Lenius telah dibakar oleh keluarganya pada Jumat (19/11) siang di Jalan Kanguru Kompleks Sosial Kwamki Lama Atas.

Ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya