SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p>Solopos.com, SRAGEN – Ela Novitasari, 26, warga RT 024/RW 008 Pilangsari, Ngrampal, Sragen, serius memperhatikan laki-laki berkemeja putih yang berdiri beberapa meter di depannya. Sesekali perempuan berkerudung itu menorehkan tinta pulpen ke secarik kertas.</p><p>Poin-poin penting dari apa yang disampaikan Chabibullah Al Qomar, pemateri kursus (bimbingan) singkat perkawinan, Selasa (14/8/2018), di Aula KUA Sragen, dia catat. Ela yang akan menikah pada 25 Agustus 2018 ditemani calon suaminya, Widodo.</p><p>Tak hanya Ela dan Widodo, ada 24 pasangan calon pengantin lain yang mengikuti kursus gelaran KUA Sragen kota. &ldquo;Banyak materi bagus yang disampaikan. Saya jadi punya gambaran lebih banyak tentang kehdupan rumah tangga,&rdquo; ujar dia.</p><p>Ela yang bekerja di sebuah perusahan jasa keuangan mengaku tambah yakin untuk menikah setelah mengikuti kursus pra nikah. Dia menyimpulkan sebuah pernikahan adalah prosesi sakral pasangan sebelum mengarungi bahtera rumah tangga.</p><p>Sebelum memasuki bahtera rumah tangga calon pengantin butuh persiapan matang.</p><p>"Harus paham niat dan tujuan pernikahan atau berumah tangga itu apa. Dalam kursus ini saya mendapat gambaran besar kehidupan rumah tangga. Pasangan rumah tangga harus punya target hidup dalam periode teetentu seperti lima tahun atau 10 tahun," imbuh dia.</p><p>Ela lega karena kursus pra nikah juga diikuti calon suaminya. Dengan begitu dia dan calon suaminya sama-sama paham tentang tujuan, target, maupun tantangan selama berumah tangga nanti.</p><p>"Kunci keharmonisan rumah tangga adalah saling percaya, mengerti, dan tahu peran masing-masing. Kami banyak belajar dari kursus singkat pra nikah," imbuh dia.</p><p>Penuturan senada disampaikan Ika Ruswanto, 30, pemuda asal Bangunsari RT 002/RW 014 Sragen Kulon, Sragen. Calon suami dari Dwi Astuti, 23, warga Mojomulyo RT 002/RW 008 Sragen, itu mengaku cukup terbantu dengan kursus pra nikah gelaran KUA Sragen. Selain menyimak paparan dari pemateri, peserta kursus juga berdiskusi antar peserta kursus.</p><p>Materi diskusi tentang merencanakan pernikahan, perencanaan target berumah tangga, hingga cara menghadapi konflik internah keluarga. Dari diskusi itu peserta kursus bisa saling tukar pemikiran dan konsep berumah tangga. "Saya dan calon istri jadi tambah mantap untuk melangkah ke jenjang pernikahan," aku dia.</p><p>Sedangkan Kepala KUA Sragen Kota, Moch. Fadlan, mengatakan kursus atau bimbingan perkawinan bagi calon pengantin di Sragen kota dan Ngrampal digelar dua hari.</p><p>Kegiatan terssbut mendasarkan Peraturan Dirjen Binmas Islam Kemenag tahun 2018. Peraturan itu menyebutkan bahwa kursus bagi calon pengantin diperlukan. Tujuannya untuk menyiapkan mereka dalam mengarungi rumah tangga.</p><p>Dengan semakin siap dan matangnya calon pengantin mengarungi rumah tangga, ketahanan keluarga dan masyarakat akan semakin kokoh.</p><p>Mereka tak akan gampang guncang oleh berbagai persoalan yang mendera. "Salah satu yang melatarbelakangi diadakannya kursus pra nikah ini adalah fenomena tingginya angka perceraian. Mudah-mudahan dengan adanya kursus ini mereka akan menjadi keluarga yang kokoh, sakinah mawadah warahmah, dan mampu menjadi benteng ketahanan bangsa," harap Fadlan.</p><p>http://semarang.solopos.com/read/20160128/515/685408/kasus-perceraian-tergolong-tinggi-70-perceraian-di-semarang-diajukan-perempuan</p><p>&nbsp;</p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya