SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Teka-teki siapa saja yang duduk dalam struktur Direktur dan Komisaris PT Nirwana Persada Indonesia (NPI), sebuah PT yang bertugas untuk mengusahakan keuangan bagi PSIM terjawab sudah.

Selain diisi tiga eks pengurus PSIM, Syauqi Soeratno, Hadianto Ismangoen dan Yoyok Setiawan, jajaran PT juga diisi dua eks anggota Exco PSSI, yakni Soebardi dan M Zein.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami memang meminta tolong ke Bang Zein [M Zein] untuk masalah ini. Dan kebetulan beliau bersama dengan Mbah Bardi [Soebardi] mau membantu. Keduanya setuju dengan konsep yang kami tawarkan,” kata Direktur Utama PT PSIM, Yoyok Setiawan kepada wartawan di Wisma PSIM, Senin (19/9).

Syauqi Soeratno, Hadianto Ismangoen dan Yoyok Setiawan bukan nama baru di tubuh PSIM. Syauqi dan Yoyok pernah menjabat sebagai General Manajer PSIM Jogja, adapun Hadianto Ismangoen pernah menjadi ketua Umum PSIM.

Yoyok menjelaskan, ke depannya PT NPI memiliki tugas melakukan usaha untuk membiayai Laskar Mataram di kompetisi mendatang. Kerja sama sendiri dipastikan tidak hanya akan berjalan satu musim mendatang, namun lebih bersifat jangka panjang.

“Ini PT bergerak di segala bidang. Dan nantinya akan menopang pendanaan PSIM Jogja,” tandasnya.

Adapun Soebardi yang dikenal eks manajer PSS mengakui ketertarikannya untuk melakukan kerja sama dengan PSIM lebih didorong karena keinginannya untuk mengembangkan potensi yang ada. Tak hanya itu, Soebardi juga mengakui tahu betul bagaimana karakter dari klub PSIM.

“Sebenarnya bukan cuma PSIM saya ingin membantu. Dan saya di sini bersama dengan Bang Zein membantu secara perorangan. Kalau ditanya kok sama PSIM? Ya kebetulan saja, PSIM yang meminta tolong,” kilah Mbah Bardi sapaan akrabnya.

Soebardi mengungkapkan arah kerja sama yang dibangun pihaknya dengan PT PSIM sebenarnya bukan hanya menyangkut permasalahan material yang ada, namun lebih mengarah pada pengembangan industrialisasi sepak bola. Dengan model kerja sama joint venture dalam bentuk satu PT, diharapkan bisa memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

“Kami tidak ingin mengambil PSIM. PSIM tetap milik PSIM dan tetap akan ada. Kami hanya bermitra pada tataran profesionalisme dan bisnis. Ke depan bisnis ini akan berkaitan dengan sponsor dan industrialisasi sepak bola,” jelasnya.

Meski bakal mengalami kerugian di awal tahun karena harus membiayai PSIM yang mencapai Rp7 miliar di kompetisi mendatang, namun Soebardi optimistis permasalahan itu bisa diatasi.

Pasalnya pihaknya telah melakukan perhitungan terkait dengan masalah tersebut. Sebagai mitra, masih kata Mbah Bardi, pihaknya tetap memiliki target yang wajib direalisasikan manajemen PSIM, yakni lolos Liga Prima Indonesia 2012/2013.

“Tentu target jelas promosi. Ini yang kami tekankan. Kami akan usahakan memenuhi kebutuhan PSIM,” tandasnya.

Sementara M Zein menandaskan pihaknya melakukan kerja sama dengan PT PSIM juga disebabkan karena faktor sejarah PSIM. PSIM merupakan klub pendiri PSSI.

Diharapkan cikal bakal industrialisasi sepak bola di Indonesia bisa dimulai dari Kota Jogja. “Kami tertarik dengan PSIM karena di sini cikal bakal PSSI. Dan jika pun dalam perkembangannya nanti kami menarik diri, kami juga tidak akan mengambil PSIM. Ini yang perlu digaris bawahi,” ucap eks anggota PSSI era Nurdin Halid tersebut.(Harian Jogja/Jumali)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya