SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Keterangan Anastasia Lorinda Dorkas Mengko, warga Karawaci, Tangerang, bahwa dirinya melihat pesawat Lion Air JT-610 pada Senin (29/10/2018) pagi bisa jadi layak menjadi petunjuk. Meski pun, belum ada pengecekan di lapangan tentang lokasi rumahnya, setidaknya kawasan sebelah utara Karawaci memang dilalui pesawat nahas itu.

Perempuan yang berprofesi sebagai driver ojek online tersebut mengaku saat itu melihat pesawat dari dekat rumahnya di kawasan Karawaci, Tangerang, dengan kondisi pesawat berlubang di sebelah kanan dan berasap dekat roda pesawat. Ia meyakini pesawat tersebut merupakan pesawat Lion Air karena bertuliskan Lion Air.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

“Jadi saya keluar saya lihat sendiri itu posisi pesawat miring ke kiri yakin, yakin 100 persen karena di sini ada tulisan Lion Air itu terbang ke atas dengan kepala menukik ke atas [naik], setelah lewat saya lihat bodi bawah itu ada asap antara roda itu yang saya lihat sebelah kanan. Tidak ada roda keluar melainkan ada lubangnya gak ada rodanya,” ujar Anastasia di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Jika dirunut, pesawat tersebut memang terbang di atas kawasan sebelah utara Karawaci. Salah satu kecamatan di Tangerang tersebut memang berada di sebelah barat daya Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, dan searah dengan jalur landasan pacu.

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan penglihatannya, pesawat itu menghadap ke atas. Hal ini konsisten dengan situasi pesawat yang baru saja lepas landas dari bandara. Berdasarkan data di Flightradar24, pesawat Lion Air JT-610 29 Oktober 2018 itu terlihat sempat terbang di atas kawasan antara Sungai Cisadane – Jl Rw Kucing Raya dengan ketinggian hanya 925 kaki. Ketinggian itu jauh lebih rendah daripada kondisi normal yang mencapai 1.800-an kaki di posisi yang sama.

Jalur terbang Lion Air JT-610 Senin (29/10/2018). (Flightradar24)

Hal ini berbeda dari jalur pesawat rute yang sama (JT-610) pada 31 Oktober 2018 pagi, pesawat tersebut sudah berada pada ketinggian 1.800-an kaki di atas kawasan antara Sungai Cisadane – Jl Rw Kucing Raya, hingga 2.050 kaki saat berada di atas barat Cisadane. Jalur pesawat Boeing 737-8 GP ini juga sedikit lebih ke selatan di bandingkan jalur Boeing 737 MAX 8 (JT-610 yang nahas) itu.

Jalur terbang Lion Air JT-610 Rabu (31/10/2018). (Flightradar24)

Dengan demikian, pesawat Lion Air yang jatuh pada 29 Oktober tersebut memang bisa terlihat lebih besar daripada biasanya. Anastasia mengaku melihat pesawat Lion Air JT 610 sebelum jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018). Ia melihat pesawat tersebut karena putranya ketakutan melihat kondisi pesawat tersebut.

“Saat saya di rumah mau keluar, itu motor masih di teras. Anak yang keluar duluan. Sampai di luar bilang mami ada pesawat gede banget seram. Kenapa dek? Takut,” kata Anastasia menceritakan putranya yang terlebih dahulu melihat kondisi pesawat tersebut.

Setelah melihat kondisi pesawat yang mengeluarkan asap, dirinya berpikir pesawat akan terbang normal. Karenanya, ia kembali beraktivitas seperti biasanya.

“Setelah lewat seperti itu saya pikir sudah selesai. Tapi saya lihat itu pesawat keluar asap saya langsung teriak. Saya ingin teriak tapi nggak bisa teriak. Ya sudah saya jalan sampai sudah jauh dan saya mengikuti aktivitas saya lagi,” kata dia.

Namun ia kaget setelah melihat kabar kecelakaan pesawat yang berisikan 189 orang itu jatuh, merupakan pesawat yang sempat ia lihat di dekat kediamannya. “Saya enggak tahu ada kecelakaan atau apa. Pas saya pulang sampai rumah sekitar setengah 12 saya nyalakan televisi langsung saya terduduk diem Ya Tuhan ini pesawat yang saya lihat tadi,” kata dia.

“Saya sebagai manusia biasa saya diam saja saya ikhlas diem. Tapi sampai kemarin saya seakan-akan nggak bisa tidur saya merasa bersalah coba, coba lo lihat, bisa ngomong bisa apa seperti itu,” sambungnya.

Lebih lanjut, Anastasia menyebut pesawat tersebut keluar dari jalur yang semestinya dilewati pesawat-pesawat. Pasalnya kata Anastasia, jalur GPS yang ia lihat di televisi tak melintas di kawasan kediamannya.

“Kebetulan saya juga mengerti radar GPS itu karena suami saya pelaut. Kalau saya lihat itu lokasi rumah saya dengan radar itu beda. Titik saya di sini, itu tidak lewat lintasan pesawat. Kalau ada yang mau ke rumah saya lihat posisi saya di situ. Bisa lihat posisinya sesuai atau tidak. Karena kalau dilihat di zoom itu tidak lewat rumah saya,” ucap Anastasia.

Di kesempatan yang sama, Mardjono menuturkan letak rumah Anastasia berada di sisi barat daya Cengkareng. “Ini di sisi barat daya Cengkareng,” kata dia.

Kemudian Sigit menambahkan untuk mengecek kebenaran hal tersebut harus melihat lokasi tersebut. “Buat aktualnya mungkin harus ke daerah rumah itu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya