SOLOPOS.COM - Perahu-perahu bersandar di dermaga Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. (Dok/JIBI/SOLOPOS)


Perahu-perahu bersandar di dermaga Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Sembilan destinasi wisata utama bakal menjadi sasaran pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Wonogiri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sembilan destinasi pariwisata kabupaten (DPK) tersebut digagas dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPKD) yang pada Kamis (30/5/2013) dibeberkan pada publik.

Public hearing yang dihelat di Gedung DPRD Wonogiri tersebut menjadi awal pembahasan draft Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Inisiatif RIPKD Kabupaten Wonogiri. Ketua Komisi B DPRD Wonogiri, Sugiyarto, yang mengawal pelaksanaan public hearing mengatakan pilihan kawasan wisata yang ditetapkan dalam draft raperda itu ditetapkan berdasarkan potensi Wonogiri.

Sembilan DPK yang ditetapkan dalam raperda tersebut yaitu wilayah waduk gajah mungkur (WGM), kawasan karst dan sekitarnya, kawasan pantai dan sekitarnya, pegunungan dan perbukitan, gua dan sekitarnya, peninggalan sejarah/situs/benda cagar budaya, wisata religi, wisata minat khusus dan agrowisata.

“Dengan RIPKD ini kami harap potensi wisata Wonogiri yang begiti besar bisa dikembangkan dan memberi manfaat pada masyarakat,” ungkap Sugiyarto, di hadapan ratusan peserta public hearing.

Selain mengatur sasaran pembangunan kepariwisataan, draft Raperda RIPKD tersebut juga mendorong masuknya investasi di bidang pariwisata di Wonogiri. Hal itu dilakukan dengan upaya memberikan insentif bagi investasi yang masuk di bidang pariwisata.

Anggota Komisi B DPRD Wonogiri, Martanto, mengungkapkan pemberian insentif kepada investor di bidang pariwisata akan mendorong masuknya investor ke Kota Gaplek sehingga dapat mempercepat pengembangan kepariwisataan kabupaten.

Menurutnya, peluang menerapkan insentif itu terbuka lebar. Namun, penerapan insentif harus tetap merujuk pada peraturan yang berlaku.
Sementara itu, kegiatan public hearing yang diikuti kalangan lembaga swadaya masyarakat, akademisi, kepada desa/lurah, camat, pimpinan SKPD dan para pekerja wisata tersebut berlangsung selama lebih dari empat jam.

Peserta tampak antusias menyampaikan kritik dan saran untuk pengembangan pariwisata Wonogiri. Salah satunya datang dari mantan fasilitator desa wisata 2009-2011, Heri Adibudiyanto, menilai pengembangan desa wisata perlu dihidupkan lagi untuk menggenjot jumlah kunjungan wisata. Selama ini, menurut dia, desa wisata dan tujuan wisata lain di Wonogiri terlalu sulit diakses sehingga jumlah kunjungan minim.

“Kalau perlu dibangun fasilitas-fasilitas yang modern, yang betul-betul bisa memudahkan wisatawan saat berwisata. Tanpa fasilitas-fasilitas, perbaikan akses, pariwisata Wonogiri akan sulit berkembang,” tegas Heri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya