SOLOPOS.COM - Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO — Kalangan DPRD Solo mengusulkan dibangunnya Pasar Klewer II. Pasar tersebut dimaksudkan untuk menampung pedagang oprokan serta pedagang renteng yang berjualan di sepanjang jalan di depan pasar tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota Komisi III DPRD Solo, Abdullah AA, meminta pemkot berpikir ulang untuk merevitalisasi pasar tersebut.
“Mindset yang ada jangan hanya Pasar Klewer dibangun ulang,” terangnya, Rabu (3/10/2012), di gedung dewan.

Dia menerangkan permasalahan yang ada di Pasar Klewer sebenarnya terletak pada banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di kawasan tersebut. Alhasil, kondisi pasar menjadi overload.

Abdullah menilai guna mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya ketegasan dari pemkot untuk menata pedagang yang berjualan di pasar konveksi terbesar se-Jawa Tengah itu.

Abdullah menyebutkan solusi yang bisa dilakukan pemkot guna mengatasi permasalahan itu dengan menempatkan PKL di lokasi yang baru.

“Seperti saat pemindahan Banjarsari dulu. Pemkot bisa memindahkan pedagang ke lokasi baru. Ini juga bisa diterapkan untuk mengatasi permasalahan di Pasar Klewer. Mereka dibangunkan tempat yang baru,” tuturnya.

Abdullah menjelaskan pembangunan pasar baru tersebut justru menghemat pengeluaran pemkot yang berniat menata pedagang di Pasar Klewer.

“Biaya untuk membangun Pasar Klewer II biayanya lebih murah dibanding merevitalisasi pasar hingga dana Rp200 juta-an,” ungkapnya.

Terkait uji kelayakan atau feasibility study (FS) Pasar Klewer yang beberapa waktu lalu dilakukan uji publik, Abdullah menilai pemkot harus mempublikasikan hasil FS sebelum membuat Detail Engeenering Design (DED).

“Jangan sampai DED dibuat dengan FS yang belum dipublikasikan. Sampaikan ke pedagang. Duduk bersama untuk menyampaikan hal tersebut,” terangnya.

Di sisi lain, sebelumnya sejumlah bakul mengajukan protes terhadap perawatan yang ada di Pasar Klewer saat ini. Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Solo, Honda Hendarto, mempertanyakan fungsi paguyuban.

“Fungsi paguyuban itu seperti apa. Lurah pasar sendiri sudah menyampaikan kalau proses perawatan sudah disampaikan ke paguyuban. Tentunya bakul menanyakan ke paguyuban,” tegasnya.

Honda menjelaskan pembangunan yang terjadi di Pasar Klewer saat ini merupakan pemeliharaan rutin yang dilakukan pemkot. Biaya pemeliharaan sendiri menelan dana senilai Rp250 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya