DPRD : Penataan Malioboro Harus Lebih Terencana

DPRD Kota Jogja berharap penataan kawasan Malioboro lebih terencana. (JIBI/Harian Jogja/dok)

JOGJA—Pemkot Jogja didesak membuat perencanaan terkait revitalisasi Malioboro. Desakan itu dilakukan agar menjadi acuan dari tahun ke tahun. DPRD Kota Jogja menilai, hingga kini grand design dan konsep penataan Malioboro yang akan dilakukan Pemkot tidak jelas.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

“Kalau memang Malioboro akan dijadikan kawasan pedestrian, konsep pedestriannya bagaimana? Penataan parkirnya dan tanamisasinya bagaimana? Perlu ada gambaran jelas agar kami bisa membahas kebutuhan anggarannya,” kata Ketua Komisi C Zuhrif Hudaya saat memimpin rapat Ekspose Penataan Malioboro di Gedung Dewan, Kamis (11/10/2012).

Menurutnya, maket rencana revitalisasi Malioboro diperlukan agar rencana tersebut tidak melahirkan debat kusir dan bisa menjadi pegangan bagi Pemkot meskipun ada pergantian Wali Kota. “Kalau tidak ada maket atau gambaran khusus terkait penataan tersebut, maka sama saja kami debat kusir. Grand desain penataan Malioboro bisa menjadi pegangan hingga 10 tahun,” tukasnya.

Gambaran penataan tersebut, lanjut dia, tidak hanya disampaikan dalam bentuk bangunan hasil revitalisasi, tetapi juga dilengkapi dengan target waktu penyelesaiannya. Dewan, lanjut Zuhrif, juga meminta agar maket tersebut ditempatkan di lokasi-lokasi umum sehingga bisa diketahui secara luas oleh masyarakat.

Sementara, Ketua DPRD Kota Jogja Henry Koencoroyekti mengkritik konsep revitalisasi Malioboro yang ditawarkan Pemkot dilakukan sepotong-sepotong. Menurutnya, Pemkot harus memiliki konsep penataan yang lengkap agar tidak menimbulkan pertanyaan di masyarakat. “Pedestrian semacam apa? Dalam RPMJD, masalah Malioboro tidak disinggung dengan jelas,” kritiknya.