SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Grobogan (Solopos.com)--Kembalinya sejumlah pedagang sayur dan buah ke lokasi bekas Pasar Fajar di Jalan Banyuono dan Puja Pura dinilai akibat tidak adanya kajian sosiologis dan ekonomis saat mendirikan Pasar Agro Hortikultura di Jalan Gajah Mada.

“Akibatnya pedagang kecil jadi tumbal. Mereka tidak mendapatkan keuntungan ketika dipindah dari Pasar Fajar di Banyuono, Puja Pura dan Jalan A Yani ke Pasar Agro di Jalan Gajah Mada Purwodadi sehingga mereka kembali ke tempat lama,” ujar anggota Komisi B DPRD Grobogan Amin Rois SE kepada Solopos.com, Jumat (25/3/2011).

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Perlunya kajian sosiologis dan ekonomis, menurut Amin Rois, karena untuk mendirikan pasar harus tahu benar bagaimana nantinya nasib pedagang jika di pindah ke lokasi baru. Apakah nilai ekonomisnya ada, bagaimana akses dan kemungkinan tingkat pembelinya.

“Karena saya melihat pemindahan pedagang dan pendirian Pasar Agro Hortikultura itu terburu-buru hanya sebatas memenuhi tuntutan sejumlah pihak saja,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, sejumlah pedagang sayur dan buah kembali menggelar dagangannya di lokasi bekas Pasar Fajar. Karena dinilai mengganggu dan terkait penilaian Adipura akhirnya Satpol PP mengambil tindakan dengan mengusir para pedagang dan menyita lapak para pedagang, Kamis (24/3/2011).

“Yang menikmati keuntungan itu pedagang grosir sedang pedagang kecil yang konsumennya langsung rumah tangga tidak mendapatkan untung seperti dulu berjualan di Pasar Fajar,”  jelas Amin Rois.

rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya