SOLOPOS.COM - Gedung DPRD Klaten (panoramio.com)

Solopos.com, KLATEN–Menjelang akhir tahun 2013, DPRD Klaten hanya mampu menyelesaikan 17 raperda dari 25 program legislasi daerah (prolegda) yang direncanakan sebelumnya.

Hal itu disebabkan lamanya pembahasan raperda sehingga ada yang membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) DPRD Klaten, FX Setyawan, mengatakan kendala penyelesaian raperda karena keterbatasan waktu. Sebab, banyaknya kegiatan yang dijalankan anggota dewan dan pembahasan satu raperda membutuhkan waktu selama berbulan-bulan.

“Pada 2013 ini, kami bisa menyelesaikan 17 raperda. Sedangkan raperda yang belum disahkan ada delapan. Enam raperda di antaranya yakni RDTRK [rencana detail tata ruang kecamatan] di enam kecamatan yakni di Wonosari, Jatinom, Wedi, Ceper, Cawas, dan Jogonalan. Sedangkan dua raperda lain yakni pelestarian budaya Jawa dan raperda rencana induk pariwisata,” katanya kepada wartawan akhir pekan lalu.

Terkait raperda yang belum diselesaikan tersebut, raperda RDRTK di enam kecamatan berupa penyelesaian penyusunan naskah akademik. Sedangkan raperda induk pariwisata dan pelestarian budaya Jawa hanya tinggal finalisasi.

Ia menyatakan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan prolegda yang sudah disusun bersama eksekutif. Bahkan, pihaknya juga sudah melakukan kunjungan ke beberapa tempat untuk melakukan kajian terhadap raperda yang sedang dibahas.

“Ini sudah memasuki akhir tahun anggaran sehingga pansus sepakat untuk melanjutkan pembahasan di awal tahun 2014 yang kemudian dilanjutkan dengan penetapan. Biasanya, pada Januari masih longgar dan belum ada kegiatan yang berarti. Dan pada bulan selanjutnya, disusun agenda untuk prolegda 2014,” tuturnya.

Sedangkan pada 2014, Balegda akan mengurangi jumlah raperda yang akan dibahas yakni hanya 19 raperda. Dari target itu, dua raperda diantaranya merupakan raperda inisiatif dari dewan. Ia mengurangi target tersebut karena pada 2014 merupakan tahun politik dan mayoritas anggota dewan menyiapkan diri menghadapi Pemilu Legislatif 2014.

“Tahun depan merupakan tahun politik. Jadi, kami tidak ingin menargetkan yang muluk-muluk. Yang penting target itu bisa terpenuhi dengan hasil yang maksimal,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya