SOLOPOS.COM - Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/12/2021). Meskipun disebut sudah tidak mengimpor beras selama 3 tahun, namun berdasarkan Indonesia masih mengimpor beras khusus hingga 2022. (Antara/Dedhez Anggara).

Solopos.com, JAKARTA–Ketua Komisi IV DPR Sudin mempertanyakan klaim Kementerian Pertanian (Kementan) terkait stok beras nasional yang surplus 6 juta ton pada tahun ini.

Klaim Kementan tersebut berbeda dengan laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang mencatat stok beras nasional pada pekan pertama November 2022 hanya sekitar 6 juta ton.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Antara swasembada dengan surplus beda. Swasembada itu mencukupi kebutuhan nasional. Kalau surplus kelebihan. Nanti kalau surplus yang 6 juta ini ada atau tidak ada, hanya pejabat yang di Ragunan [Kementan] dan Tuhan yang tahu,” ujar Sudin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog, ID Food, dan PT Pupuk di Gedung DPR, Rabu (16/11/2022). Menurut Sudin, apabila data Bapanas ditambah dengan klaim Kementan, total stok beras seharusnya berada di kisaran 12,7 juta ton.

“Menurut yang di Ragunan itu, tahu sendiri Ragunan. Ada surplus 6 juta ton, konon katanya,” jelas Sudin.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pun menjelaskan bahwa pihaknya mencatat sebaran stok beras nasional pekan ke-1 November 2022 hanya mencapai 6,71 juta ton.

Perinciannya, 3 juta ton atau 50,5% berada di rumah tangga, 1,4 juta ton atau 22,1% di penggilingan, 800.000 ton atau 11,9% di pedagang, 651.000 ton atau 9,9% di Bulog, 300.000 ton atau 5% di hotel, restoran, café, dan 37.000 ton atau 0,6% di Pasar Induk Beras Cipinang.

“Jadi itu adalah stok, bukan surplus. Stok beras di Perum Bulog per 13 November sebesar 651.000 ton, tentunya sangat rendah dibandingkan kebutuhan bulanan 2,5 juta ton. Kondisi ini perlu mendapat perhatian khusus, baik pemerintah pusat maupun daerah. Untuk itu, kita akan top up stok Bulog sampai 1,2 juta ton sampai akhir 2022,” jelas Arief.

Arief mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya untuk memenuhi stok beras Bulog sesuai yang ditargetkan sebesar 1,2 juta ton, meski harus dilakukan dengan impor.

“Apabila saat tidak cukup diperbolehkan untuk pengadaan dari luar negeri,” kata Arief menjawab pertanyaan Sudin.

Arief menegaskan bahwa cadangan beras Bulog yang cukup sangat penting bagi stabilisasi harga beras di konsumen. Sebab, dengan cadangan di bawah 1 juta ton yang dimiliki Bulog, sangat berkontribusi terhadap naiknya harga beras di pasaran.

Apalagi, beras menjadi kontributor inflasi terbesar dari sektor pangan.

“Dalam 3 bulan terakhir yang paling tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Sepanjang 2022, yakni Agustus kenaikan beras berkontribusi sebesar 3,5%, September 4%, dan Oktober 3%,” tutur Arief.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul DPR Pertanyakan Klaim Kementan Soal Surplus Stok Beras

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya