Solopos.com, KLATEN – Dinas Petanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten belum menerima laporan peredaran daging sapi yang dicampur daging babi seperti di Bandung, Jawa Barat yang kini menjadi sorotan. DPKPP Klaten menjamin daging sapi yang beredar di Klaten aman dan halal dikonsumsi.
Kabid Peternakan DPKPP Klaten, Sri Muryani Dwi Atmini, mengatakan saban hari ada tim dari DPKPP yang diterjunkan ke pasar serta tempat pemotongan hewan. Hingga kini, tim tersebut tak menemukan peredaran daging sapi dicampur daging babi di Klaten.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sri Muryani mengatakan ada perbedaan antara daging sapi serta daging babi. Daging sapi berwarna merah tua, serat daging kasar dan rapat. Selain itu, tekstur kenyal, lemak daging tebal dan keras, serta aroma khas bau sapi.
Sementara, daging babi memiliki ciri-ciri merah pucat, daging halus dan renggang. Daging babi juga bertekstur lunak, lemak daging tebal dan lunak, serta aroma amis.
"Perbedaan ciri khas daging sapi dan babi ini mudah dikenali meskipun sudah didinginkan," jelas dia saat ditemui di kantornya, Rabu (13/5/2020).
Sri Muryani mengimbau masyarakat lebih jeli ketika membeli daging sapi di pasaran. Selain itu, mereka diimbau lebih teliti ketika ketika ada penawaran daging sapi yang dijual dengan harga jauh lebih murah dibandingkan harga di pasaran.
"Ketika ada pedagang yang menjual daging sapi dengan harga sangat murah perlu dicurigai. Dipastikan lagi dengan teliti apakah yang dijual sangat murah itu daging sapi dengan kondisi bagus serta tidak dicampur dengan daging lainnya," kata dia.
Kasi Pengembangan Usaha Peternakan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DPKPP Klaten, Tri Yanto, mengatakan di Klaten ada 10 peternak babi yang tersebar di Kecamatan Jogonalan dan Kecamatan Pedan. Namun, tak ada lokasi penyembelihan babi di wilayah Klaten.
Sementara, lokasi penyembelihan sapi di Klaten tersebar di beberapa peternak serta rumah pemotongan hewan (RPH) milik Pemkab Klaten.
"Dalam sehari itu jumlah sapi yang disembelih sekitar 10 ekor," kata Tri Yanto.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
