SOLOPOS.COM - Gedung BRI (Istimewa-BRI)

Solopos.com, JAKARTA — Total Dana Pihak ketiga (DPK) di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menembus Rp1.138,7 triliun. Rinciannya, produk tabungan mendominasi sebesar Rp497,68 triliun, giro tercatat sebesar Rp220,59 triliun, dan deposito sebesar Rp420,48 triliun.

Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengungkapkan, DPK yang tumbuh ini merupakan bentuk peningkatan kepercayaan nasabah terhadap Bank BRI. Dana yang dihimpun tersebut, lanjutnya, tentu menjadi salah satu “amunisi’ untuk menggenjot perekonomian melalui penyaluran kredit.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Kami berhasil memperbaiki struktur pendanaan sehingga dapat berimplikasi positif terhadap efisiensi biaya dana. Tentu saja ini adalah hasil kerja keras Insan BRILian (Pekerja BRI) dalam memberikan nilai lebih bagi nasabah. Sehingga kami mampu menjaga kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di BRI,” jelas Handayani dalam keterangan tertulis, Selasa (15/2/2022).

Baca juga: Saham BBRI Diproyeksi Sentuh Level 5.000, Buyback Jadi Wujud Optimisme

Selain itu Bank BRI juga berhasil meningkatkan komposisi Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah secara signifikan sepanjang 2021. Struktur pendanaan yang semakin sehat membuat BRI menjadi lebih efisien dalam menjalankan operasional bisnisnya, ini tercermin dari penurunan Cost of Fund (CoF) atau biaya dana.

Komposisi CASA BRI meningkat double digit 11,2% year on year (yoy) dari Rp642,2 triliun pada 2020 menjadi Rp714 triliun pada 2021. Sehingga rasio CASA BRI turut terdongkrak dari 59,66% pada 2020 menjadi 63,08% pada tahun 2021.

Posturliabilitas yang terjaga tersebut membuat CoF (Cost of Fund) BRI secara bank only bertengger di level 2,05% atau turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,22%. Capaian CoF ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah perseroan.

“Kami [BRI] akan terus mendorong pertumbuhan CASA melalui sumber dana di platform ekosistem digital. Optimalisasi CASA juga dilakukan pada ekosistem merchant dan memaksimalkan peran Agen BRIlink untuk menjembatani layanan perbankan nasabah,” terang Handayani.

Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani (Istimewa-BRI)

Baca juga: Kemenaker Siapkan Dana Awal Rp6 Triliun untuk Program JKP

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas Nico Laurens menyebut efisiensi yang semakin optimal ini menjadi bukti kuatnya fundamental bisnis BRI. Hal ini dapat menjadi momentum bagi BRI dalam mendukung target inklusi keuangan 90% yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Kami melihat fondasi untuk dana murah ke depannya masih kuat. Jangkauan yang luas dan struktur pendanaan yang optimal mendorong permintaan kredit di kota-kota kecil di seluruh Indonesia,” ungkap Nico dalam risetnya.

Pertumbuhan dana pihak ketiga disisi liabilities tersebut turut mendorong total aset BRI Group per Desember 2021 mencapai Rp1.678,09 triliun atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar RP1.610,06 triliun.  Efisiensi  juga turut mendongkrak profitabilitas BRI di mana perseroan secara bank only membukukan laba bersih Rp32,21 triliun atau melesat 75,53% dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya