SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksinasi anak. (Freepik.com)

Solopos.com, SLEMAN — Terus menggenjot vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menargetkan dosis pertama vaksin pada anak bisa selesai pada Januari 2022. Dengan demikian maka Februari bisa dimulai vaksinasi dosis kedua.

Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama, menjelaskan vaksin anak telah dimulai pada 18 Desember lalu. Menyasar sekitar 500 anak, berlokasi di SD Pangukan. Dengan permulaan itu, saat ini vaksinasi anak baru mencapai 3,6% dari target keseluruhan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di Sleman, vaksinasi anak menargetkan pada sekitar 90.000 anak, dengan rincian 80.000 anak dari data Dinas Pendidikan Sleman dan 10.000 dari data Kemenag Sleman.

“Kami lanjutkan sampai akhir tahun menghabiskan dosis sinovak. Rencana awal tahun sudah mulai serbuan vaksin lagi untuk anak,” ujarnya, Kamis (30/12/2021).

Baca juga: Puncak Kunjungan ke Gembira Loka Zoo Diperkirakan 6.000 Wisatawan

Vaksinasi pada anak direncanakan akan dilaksanakan dengan menggabungkan beberapa sekolah yang berdekatan, sehingga bisa langsung setidaknya 1.000 anak dalam sekali pelaksanaan. Vaksin Covid-19 untuk anak menurutnya perlu perlakuan khusus karena perbedaan karakteristik dengan orang dewasa.

“Karena anak ini khusus, kalau terlalu banyak ga bisa karena pasti membawa pendamping. Perlakuan juga agak khusus juga, tidak langsung disuntik, kadang ada drama harus menangis. Ini menimbulkan waiting time vaksin memanjang,” ungkapnya.

Selain itu, vaksinasi pada anak juga sangat bergantung pada peran orang tua. Maka pihaknya berharap orang tua maupun komite sekolah untuk dapat menghadirkan dan mendampingi anak. Ia juga menjelaskan terkait anak yang menjalani vaksin selain Covid-19, menurutnya tidak masalah asal ada jarak dua sampai empat minggu.

Baca juga: Cerita Kakek 79 Tahun Penjual Burger Keliling di Sleman

Di luar vaksin anak, Pemkab Sleman saat ini masih memiliki pekerjaan rumah untuk menuntaskan vaksin umum yang masih kurang 8%. Menurutnya penuntasan ini tidak mudah karena harus mendatangkan petugas dari wilayah dan door to door.

“Biasanya komorbid, punya kontra indikasi atau kelainan imunologi, juga yang tidak mau. Maka butuh pendekatan. Kami prioritaskan lansia yang di-sweeping, karena kalau muncul gelombang ketiga, yang paling terdampak lansia,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya