SOLOPOS.COM - Ilustrasi. (JIBI/Bisnis/Alby Albahi)

Solopos.com, SOLO—Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersinergi membantu pembiayaan homestay.

Pandemi Covid-19 turut berdampak pada sektor pariwisata di berbagai daerah termasuk bisnis homestay yang dianggap menjadi andalan pariwisata ke depan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dalam Webinar bertajuk Mendorong Potensi Wisata Melalui Pembiayaan Homestay pada Selasa (23/3/2021).

Baca Juga: Dongkrak Nilai Homestay, Begini Saran Sandiaga Uno

Sandiaga menjelaskan daya tarik wisata sekarang ada pada desa wisata. Destinasi ini dinilai lebih alami karena berbasis alam terbuka dan bisa untuk edukasi. Di dalamnya masuk budaya dan produk ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan.

Menurutnya, Kemenparekraf tengah melakukan pendampingan pada sebanyak 244 desa wisata di Indonesia hingga 2024. Bentuknya berupa pengembangan sumber daya manusia (SDM), produk, hingga promosi digital. Sementara output-nya adalah sertifikasi desa wisata berkelanjutan.

“Pengembangan wisata ini, maka homestay dinilai jadi andalan ke depan. Baik untuk masyarakat menengah ke bawah dan berdampak positif pada warga sekitar. Homestay mengalami perubahan yang sangat positif. Mulai dari kualitas pelayanan, bangunan, lokasi, dan fasilitas. Dengan konsep pariwisata yang swifting menjadi quality dan sustainable tourism,” ungkap dia.

Baca Juga: Burjo Bar Mas Al Ikatan Cinta Di Sleman Ini Diserbu Ibu-Ibu

Penambahan Modal Kerja

Homestay pun berpeluang besar terus berkembang. Hal ini karena nilai investasi yang tidak terlalu besar dan waktu yang singkat. Maka dari itu, Kemenparekraf pun memiliki bantuan insentif pemerintah (BIP).

Bantuan diberikan dalam bentuk penambahan modal kerja. Ini dapat digunakan untuk membeli keperluan homestay, pembayaran tenaga kerja, dan lain-lain sesuai dengan petunjuk teknis. Pihaknya pun berkolaborasi dengan pihak lain dengan skema public private people partnership (4P). Salah satunya dengan PT SMF.

Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial, Ananta Wiyogo, mengatakan pandemi belum juga berakhir. Adapun sektor pariwisata merupakan salah satu yang paling terdampak Covid-19. Sektor ini dianggap penting karena melibatkan banyak pemangku kepentingan serta penghasil devisa yang besar.

“Kami membantu pemerintah dalam percepatan ekonomi nasional khususnya di sektor perumahan. Kami dapat mandat untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di sektor pariwisata melalui pembiayaan homestay di destinasi pariwisata,” ujar dia.

Baca Juga: Dorong Kemandirian Kaum Difabel, CSR Difablepreneur Pertamina Mendapat Apresiasi Pemkab Boyolali

Menurutnya, homestay sangat sesuai untuk mendukung amenitas pariwisata, mengingat potensi kita adalah budaya dan alam. Sejak 2019 sampai saat ini sinergi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam pembiayaan homestay yang terletak di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan akan ditambah di daerah lain.

Pihaknya berharap melalui program ini sektor pariwisata terus bergerak dan berdampak positif pada ekonomi desa dan masyarakatnya sehingga kehidupan mereka kian meningkat. Webinar ini sebagai salah satu sarananya.

“Kota Solo dipilih sarat budaya, dekat Candi Borobudur, dan kulinernya yang terkenal. Kami juga berharap dari webinar tersebut terbangun awarness untuk bersama-sama membangkitkan pariwisata yang lebih dari setahun ini terkena pandemi,” ungkap dia.

Baca Juga: Agra Rooftop Hotel Alila Tawarkan Sensasi Menikmati Steak Dari Ketinggian

Sementara itu, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Rionald Silaban, menambahkan terjadi penurunan wisatawan hingga 90% pada destinasi wisata andalan di Indonesia. Ini berdampak pada penurunan ekonomi. Tak pelak, pendapatan yang menurun seringkali menjadi alasan pelaku usaha menjual produk jauh di bawah harga normal bahkan ada pula yang menutup usahanya.

“Bapak ibu perlu melakukan renovasi pada bangunan hingga fasilitas penginapan. Memang ini cukup berat, karena menurunnya penghasilan sehingga tidak cukup dana untuk melakukan perbaikan. Pemerintah melalui PT SMF untuk turut mengambil peran dalam PEN diwujudkan dalam pembiayaan homestay di daerah wisata,” papar dia.

Rionald menjelaskan penyaluran pembiayaan ini melibatkan BUMDes atau pun kelompok sadar wisata (Pokdarwis). PT SMF diharapkan bisa menyediakan akses pembiayaan yang mudah bagi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya