SOLOPOS.COM - Menpora Imam Nahrawi (kanan) berjabat tangan dengan Siswi kelas XI Sekolah Islam Dian Didaktika Cinere, Kota Depok, Gloria Natapradja Hamel (kiri) ketika menggelar keterangan pers di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2016). Imam Nahrawi berencana akan menjadikan Gloria Natapraja Hamel sebagai Duta Kemenpora seusai gagal dikukuhkan menjadi anggota Paskibraka Tahun 2016 karena masalah administrasi kewarganegaraan. (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf).

Doping atlet sangat rawan dilakukan.

Harianjogja.com, JAKARTA — Menpora Imam Nahrawi mendorong perbaikan kinerja Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) karena hingga saat ini belum mendapatkan lisensi badan anti doping dunia atau WADA sehingga belum bisa melakukan tes doping kejuaraan internasional.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

“Jangan sampai kita terus membayar negara asing yang sudah mendapatkan lisensi dari WADA. Sangat penting Indonesia mendapatkan lisensi,” kata Menpora di rapat koordinasi dengan LADI di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (23/8/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Indonesia, kata dia, sebentar lagi menjadi tuan rumah kejuaraan multieven paling bergengsi di Asia yaitu Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang. Untuk itu semua kelengkapan harus bisa dipenuhi sebelum kejuaraan empat tahunan itu berlangsung.

Dengan kondisi tersebut, Menpora meminta kepada jajaran LADI untuk memperkuat jajarannya dengan mencari pihak-pihak yang mampu dan mau bekerja keras untuk mendapatkan lisensi dari WADA. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah melakukan tes doping atlet minimal 3.000 orang setiap tahun.

“Kumpulkan semua atlet, lakukan tes doping secara rutin tiap tahun. Saya yakin dari situ ada upaya untuk bisa memenuhi syarat dari WADA. Langkah itu juga untuk membuktikan Indonesia selalu fair dalam dunia olahraga,” kata pria yang akrab dipanggil Cak Imam itu.

Orang nomor satu di Kemenpora itu menegaskan, dengan rutin melakukan tes doping, atlet Indonesia diharapkan akan terbebas dari permasalahan saat turun di kejuaraan internasional. Selain itu, saat bertanding juga bisa maksimal.

“Pemerintah tidak mau atlet meraih prestasi karena limpahan doping, tapi harus benar-benar prestasi yang diraih di atas lapangan, penuh perjuangan dan pantang menyerah,” kata Menpora menegaskan.

Pria kelahiran Bangkalan Madura ini menjelaskan jika saat ini pihaknya belum melihat secara nyata kerja dari LADI. Bahkan lembaga ini sempat mendapatkan tiga kali surat dari WADA terkait keseriusan salah satu lembaga pemerintah ini dalam menjadi lembaga anti doping.

“Saya dapat pesan dari Presiden, bahwa sudah ada tiga kali surat dari WADA, tetapi tidak direspons oleh LADI. Jangan hanya “workshop-workshop” dan pelatihan saja tapi harus action,” kata Menpora dengan tegas.

Dengan target mampu mendapatkan lisensi dari WADA, pemerintah dalam hal ini Kemenpora akan berusaha menyesuaikan anggaran yang dibutuhkan. Namun, semuanya harus diimbangi dengan kerja keras agar LADI bisa mendapatkan lisensi dari WADA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya