SOLOPOS.COM - Wahyu Sardono alias Dono Warkop. (Youtube.com)

Solopos.com, KLATEN — Di antara personel Warkop DKI, Drs. H.Wajoe Sardono, M.S. atau yang dikenal dengan nama Dono Warkop adalah anggota yang paling rajin dalam bidang studi. Hal itu terbukti dengan gelar akademis yang dia peroleh hingga jenjang pascasarjana di Universitas Indonesia (UI).

Dihimpun dari Wikipedia, Selasa (25/1/2022), Dono lahir di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, 30 September 1951. Dia menghabiskan masa kanak-kanak hingga sekolahnya di sana. Dari SD-SMP, dia bersekolah di di SD Negeri Kebon Dalem Klaten dan SMP Negeri 2 Klaten yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Kasino Warkop DKI, Putra Gombong Pelipur Lara yang Melegenda

Dono kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Surakarta yang dikenal sebagai salah satu sekolah negeri favorit di Kota Solo. Dono pun ngelaju dari rumahnya di Delanggu, Klaten, menuju ke sekolah dengan mengayuh sepeda ontel yang jaraknya puluhan kilometer

Saat lulus SMA, Dono Warkop melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (UI) Jakarta dengan mengambil jurusan Sosiologi. Selama masa kuliah, Dono terbilang menjadi mahasiswa yang aktif. Tercatat, dia pernah bekerja di bagian redaksi surat kabar, seperti Tribun dan Salemba sebagai karikaturis.

Baca juga: Isi Rumah Dono di Klaten Masih Komplit Hlo, Begini Kondisinya

Mahasiswa Aktif 

Dia juga aktif menjadi anggota Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) bersama rekannya, Kasino dan Nanu yang kemudian membentuk grup lawak Warkop. Sama seperti rekan Warkop lainnya, keterlibatan Dono dalam grup lawak ini diawali saat dia bersama Kasino, Rudy dan Nanu menjadi penyiar di Radio Prambors.

Indro yang saat itu baru bergabung di Radio Prambors pada 1976 juga diajak bergabung dan kemudian membuat segmen acara di radio tersebut dengan tajuk obrolan santai dan penuh jenaka  layaknya di warung kopi dan kemudian mereka membentuk grup Warkop Prambors yang menawarkan jasa tawa. Singkat cerita kelompok Warkop yang awalnya berlima, berkurang menjadi tiga saja dikarenakan dua personel lainnya, Nanu dan Rudy, mengalami demam panggung.

Baca juga: Profil Indro Warkop, Ternyata Asli Wong Ngapak Purbalingga

Hingga akhirnya format Warkop tersisa hanya tiga sekawan, yaitu Dono, Kasino dan Indro yang kemudian mengganti nama grup mereka menjadi Warkop DKI. Aktif dalam kegiatan Warkop DKI hingga akhirnya dia bersama dua rekannya terlibat dalam layar lebar dengan tajuk komedi pada 1980 dan judul-judul film Warkop DKI ini memiliki judul-judul yang menggoda dan penuh jenaka, seperti Gengsi Dong (1980), Gantian Dong (1985) hingga Saya Duluan Dong (1994).

Terhitung ada lebih dari 30 judul film berbau menggoda dan jenaka yang diperankan Dono, Kasino dan Indro. Meskipun sudah berulang-ulang ditayangkan di layar televisi, masyarakat seakan tidak bosan menyaksikan kelucuan dari film-film Warkop DKI ini. Dono dan kedua rekannya juga beradu akting dengan sejumlah aktris-aktris cantik, seperti Camelia Malik, Ema Waroka, Dyah Permatasari, Fortunela, Sely Marcelina, Nurul Arifin, Lydia Kandao dan masih banyak lagi.

Rumah Masa Kecil Dono Jadi Destinasi Wisata

rumah dono
Kondisi rumah mendiang Dono Warkop DKI di Delanggu Klaten. (Youtube/B Project)

Dono meninggal dunia pada 30 Desember 2001 akibat menderita kanker paru-paru dan meninggalkan istri dan ketiga anaknya. Berdasarkan wawancara rekannya di Warkop DKI, Indro Warkop di podcast Close The Door yang dipandu oleh Dedy Corbuzier, sebelum dia meninggal, Indro berjanji kepada rekannya itu untuk membantu membiayai kebutuhan anak-anaknya yang dia buktikan dengan membiayai biaya kuliah putra pertama Dono di Universitas Gadjah Mada (UGM) hingga kemudian mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan studi doktoral di Swiss.

Baca juga: Perjalanan Karier Indro Warkop, Komedian Ngapak Asli Purbalingga

Selama berperan dalam film Warkop DKI, Dono selalu mendapat karakter pria lajang ketimbang kedua rekannya yang selalu mendapat peran memiliki pasangan. Bahkan di salah satu filmnya, dia berperan menjadi pribadi yang memiliki dua kekasih sekaligus hingga akhirnya ketahuan.

Sebagai putra daerah Soloraya yang tinggal di Delanggu,Kabupaten Klaten, Dono meninggalkan sebuah warisan berupa rumah yang dia dulu bersama keluarganya pernah tinggali dan hingga kini, rumah tersebut tidak berpenghuni.

Seperti yang sudah diberitakan Solopos.com sebelumnya, rumah sang komedian legendaris saat menghabiskan masa kecilnya itu berlokasi di RT 002/RW 011, Dukuh Kragan, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu. Ditemui oleh Solopos.com, salah satu warga setempat bernama Siti yang selama ini merawat rumah tersebut mengaku bahwa dia tidak pernah masuk ke rumah mendiang.

Baca juga: Cimplung, Makanan Khas Banyumas Bermandikan Emas

Siti juga mengatakan bahwa di dalam rumah masih terdapat berbagai perabot rumah tangga. Siti juga menambahkan, dulu bagian teras rumah ini sering digunakan sebagai angkringan oleh adiknya dan sekatang diunganak untuk usaha susu segar anaknya. Hingga sekarang, rumah mendiang Dono ini justru menjadi destinasi wisata karena banyak warga dan pengunjung yang melintasi Delanggu dan sejenak melihat rumah sang komedian legendaris di masa kecilnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya