SOLOPOS.COM - Ratusan calon penumpang mengantre mendapatkan pengesahan surat izin naik pesawat di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Kamis (14/5/2020). (Antara-Ahmad Rusdi)

Solopos.com, JAKARTA -- Pemerintah terus menghidupkan narasi "normal baru" atau berdamai dengan Covid-19, salah satunya dengan pernyataan selamanya hidup dengan Covid-19. Tak hanya Presiden Jokowi, narasi serupa juga diungkapkan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini mengatakan kemungkinan manusia akan hidup selamanya bersama virus Corona. Oleh karena itu dia menegaskan selama masa pandemi, protokol kesehatan adalah harga mati yang harus disadari masyarakat.

Promosi Layanan Keuangan Terbaik, BRI Raih 3 Penghargaan Pertamina Appreciation Night

Kasus Covid-19 Tak Kunjung Turun, Pemerintah Sibuk dengan Istilah Normal Baru

“Sejauh ini belum ada lembaga yang berani mengatakan kapan Covid-19 akan berakhir termasuk juga belum ada kepastian kapan vaksin akan ditemukan. Sehingga sangat mungkin kita akan selamanya hidup dengan Covid-19,” katanya, Senin (18/5/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Pernyataan itu disampaikan Doni Monardo seusai rapat rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), melalui telekonferensi, Senin (18/5/2020). Rapat itu membahas mengenai percepatan penanganan pandemi Covid-19.

Wabah Covid-19, Indonesia Tambah Utang dari Bank Dunia US$700 Juta

Kendati demikian, Doni menjelaskan bukan berarti masyarakat di Indonesia akan hidup dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti saat ini. Pemerintah akan melakukan relaksasi atau pelonggaran apabila mendapatkan indikator-indikator positif dari kurva penyebaran virus di Tanah Air.

Normal Baru

Pemerintah mulai menyiapkan tatanan kehidupan normal baru atau new normal atau hidup dengan Covid-19 - yang katanya mungkin selamanya. Hal ini merupakan skenario di mana masyarakat dapat melakukan aktivitas ekonomi dan sosial. Tetapi, katanya, dengan ketentuan-ketentuan tertentu sebagai bentuk kewaspadaan terhadap virus corona.

Dikecam Publik, Laboratorium BBTKLPP Kemenkes Akhirnya Batal Libur!

Namun, Doni menegaskan bahwa hal itu tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Setidaknya selama dua pekan ke depan pemerintah akan fokus mengendalikan penyebaran Covid-19 ke daerah-daerah melalui kebijakan pelarangan mudik dan mengendalikan arus balik.

Doni memberikan sedikit gambaran bahwa relaksasi PSBB akan diberikan kepada daerah-daerah yang telah masuk kriteria hijau atau tingkat infeksi rendah. Pelonggaran itu merupakan tahap menuju normal baru berdasarkan pernyataan WHO bahwa manusia selamanya hidup dengan Covid-19.

Virus Corona Diduga dari Kelelawar Tapal Kuda China, Dimakan Manusia?

“Dari 34 provinsi di Indonesia ada yang memang tingkat kasusnya masih relatif rendah. Tapi tetap kajian secara data dan riset memiliki peran yang penting. Sehingga nantinya daerah yang dibuka, yang diberikan pengurangan pembatasan tidak keliru,” kata Doni.

Relaksasi juga akan dilakukan dengan menghitung tingkat kedisiplinan masyarakat. Hal ini guna memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan.

Kasus Baru Muncul Lagi, Grobogan Batal Steril dari Covid-19

Nyaman dengan Covid?

Adapun sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia akan menghadapi kehidupan normal yang baru atau new normal. Artinya, masyarakat harus hidup berdampingan dengan virus corona atau Covid-19 selamanya.

“Artinya, kita harus berdampingan hidup dengan Covid-19. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid-19. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," kata Presiden.

Laboratorium Kemenkes akan Libur Periksa Sampel Covid-19? #IndonesiaTerserah

Jokowi mengatakan menuju saat itu pemerintah akan melonggarkan penerapan PSBB secara bertahap. Tujuannya adalah masyarakat produktif dan aman meski hidup berdampingan dengan Covid-19 selamanya. Nantinya berbagai sektor usaha, seperti rumah makan dapat kembali menerima konsumen makan di tempat.

"Tentu dengan cara-cara yang aman dari Covid-19 agar tidak menimbulkan risiko meledaknya wabah. Saya ambil contoh misalnya rumah makan isinya hanya 50 persen, jarak antar kursi dan meja diperlonggar," kata Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya