SOLOPOS.COM - Donald Trump. (JIBI/Reuters/David Becker)

Trump mengaku enggan bertanggung jawab jika AS diserang teroris.

Solopos.com, WASHINGTON DC — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meradang setelah kebijakannya soal imigrasi dibatalkan mahkamah agung federal. Trump menyatakan bahwa dia tidak akan mau bertanggung jawab jika serangan teroris menimpa Negeri Paman Sam itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir The Guardian, Selasa (6/2/2017), Trump merasa upayanya mencegah terorisme dengan mengeluarkan larangan masuk ke AS kepada warga tujuh negara muslim, telah dibatalkan oleh hakim agung pada mahkamah agung federal negeri itu.

Trump mengambinghitamkan hakim federal dan sistem peradilan Amerika Serikat yang menyimpulkan larangan masuk ke AS sementara untuk tujuh negara muslim sebagai melanggar konstitusi.

“Sulit dipercaya seorang hakim menempatkan negara kita pada bahaya besar seperti ini,” tulis Trump di akun Twitter, dua hari setelah hakim James Robart membatalkan perintah larangan untuk pengungsi dan kunjungan warga tujuh negara muslim itu.

Omongan Trump di Twitter ini juga disampaikan hanya sehari setelah sebuah panel hakim membatalkan banding Gedung Putih untuk memberlakukan kembali larangan itu. “Jika sesuatu terjadi salahkan dia [hakim] dan sistem peradilan,” cuit Trump lagi.

Cuitan Trump ini rangkaian terakhir dari serangannya terhadap sistem peradilan AS. Belum lama Minggu waktu setempat, Wakil Presiden Mike Pence berkata bahwa Trump berhak mengkritik dua cabang pemerintahan [yudikatif dan legislatif], tapi itu bukan berarti mempertanyakan legitimasi hakim.

Trump menambahkan, “Saya telah memerintahkan [Departemen] Keamanan Dalam negeri untuk memeriksa orang-orang yang masuk ke negeri kita dengan sangat hati-hati. Pengadilan telah membuat pekerjaan menjadi sangat sulit!”

Selama akhir pekan ini Trump menghabiskan waktu di resort Mar-a-Lago miliknya di Florida dan selama itu pula dia mendadak bungkam.

Sepekan terakhir Trump justru terus-terusan berkicau di Twitter, mulai dari memposting jam kerjanya sampai membela mati-matian keputusannya melarang warga negara Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Surian dan Yaman masuk ke AS selama 90 hari ke depan, selain menangguhkan program pengungsi selama 120 hari dan memutus sama sekali program pengungsi Suriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya