SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Rupiah berhasil kembali menguat setelah melemah selama dua pekan terakhir kembali ke posisi Rp15.100-an per dolar Amerika Serikat setelah bursa saham kembali pulih. Sejumlah analis menyatakan rupiah siap rebound akhir tahun.

Pada penutupan perdagangan Rabu (17/10/2018) rupiah berhasil menguat 51 poin atau 0,33% menjadi Rp15.150 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah membukukan pelemahan terhadap dolar AS hingga 9,13% selama 2018 berjalan.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengungkapkan bahwa yang membuat rupiah melemah terhadap dolar AS beberapa waktu terakhir memang berasal dari faktor eksternal yang sedang tidak terlalu menguntungkan.

“Di Indonesia juga sedang ada ketidakpastian politik, ditambah dengan masalah soal daya saing, dan produktivitas juga membuat rupiah tidak sanggup menghalau penguatan dolar AS karena perang dagang dan kenaikan suku bunga,” papar Agus, di Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Ekonom senior di Sumitomo Mitsui Asset Management, Tetsuji Sano, mengatakan rupiah pulih terutama karena dolar AS dan harga minyak turun dari level tertinggi baru-baru ini.

“Siklus harga energi yang naik turun, kalau ekonomi global naik maka harga minyak naik. Melihat ekonomi sekarang harga minyak akan kesulitan naik ke US$100 per barel. Tapi hal itu sudah cukup mengganggu ekonomi Indonesia,” kata Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri.

Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Staphanus Paulus Lumintang mengatakan bahwa dari segi perdagangan mata uang di pasar perdagangan berjangka, rupiah sudah berada di titik puncak yang diperkirakan akan segera berbalik.

“Melihat pelemahan mata uang di negara-negara lainnya dengan rupiah, seharusnya sudah akan berbalik arah. Sekarang mungkin kalau ada guncangan sudah tidak terlalu signifikan,” ungkap Paulus.

Adapun, Paulus memproyeksikan rupiah ke depan bergerak di kisaran antara Rp14.950 – Rp15.100 per dolar AS sampai akhir tahun. “Untuk menguatkan rupiah kita bisa berupaya terus meningkatkan ekspor, mengurangi impor, menggunakan produk dalam negeri, dan kalau bisa produk-produk andalan yang diekspor tidak hanya yang premium grade,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya