<p><strong>Solopos.com, SOLO-</strong>-Melemahnya nilai <a href="http://news.solopos.com/read/20180904/496/937924/pakar-rupiah-anjlok-karena-kekhawatiran-berlebihan">rupiah</a> terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa ditangkap sektor industri tekstil sebagai peluang untuk menggenjot ekspor. Namun pelaku usaha industri tekstil dan produk tekstil (TPT) juga harus memikirkan pasar dalam negeri.</p><p>“Jangan lupa pengusaha industri TPT ini ekspor. Mereka menikmati dengan naiknya dolar AS terhadap rupiah. Cuma mereka paham dampaknya terhadap penjualan dalam negeri terganggu. Saya berterima kasih mereka tidak mengaitkan ini semata-mata dengan menaikkan harga di dalam negeri,” kata Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, kepada wartawan di sela-sela Dialog Tekstil Nasional 2018 di Diamond Solo Convention Center, Solo, Rabu (5/9).</p><p>Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) pusat, Ade Sudrajat, menambahkan momentum kenaikan nilai dolar AS ini justru menjadi kesempatan bagi para pengusaha untuk meningkatkan ekspor. Dengan demikian, mereka bisa menjadi penghasil cadangan devisa. Namun pasar dalam negeri juga perlu dipikirkan.</p><p>“Kami incar pasar potensial seperti <a href="http://news.solopos.com/read/20180725/496/930087/28-tahun-menanti-indonesia-akhirnya-ikut-pitch-black-di-australia">Australia</a>, Selandia baru, Jepang, dan Korea. Ini juga kesempatan ekspor ke Tiongkok dan Amerika. Apalagi karena kami tak punya handicap. Sekarang kami lebih banyak ekspor ke Tiongkok,” paparnya.</p><p>Salah satu pelaku industri TPT, Presiden PT Dan Liris, Michelle Tjokrosaputro, mengatakan sebenarnya naiknya nilai dolar AS terhadap rupiah ini menjadi peluang bagus untuk ekspor.</p><p>“Tapi untuk Dan Liris sendiri kami awalnya dari kapas. Kapas belinya pakai dolar AS, itu jadinya lebih mahal. Tapi kami harus balance, yakni jual garmen dapat dolar, belinya juga dolar. Kalau dolar lagi seperti ini kesempatan kami untuk mengencangkan <a href="http://semarang.solopos.com/read/20180726/515/930132/ekspor-kopi-indonesia-rentan-terdampak-kebijakan-dagang-as">ekspor</a>, jadi ini adalah market yang masih bisa kami eksplor,” ujarnya.</p><p>Di sisi lain, pihaknya juga terus memperluas pasar dalam negeri. Menurutnya, jangan sampai pasar dalam negeri justru mendapat produk yang jelek.</p>
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi