SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</strong> Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang masih menyiapkan <em>dossier</em> atau dokumen-dokumen penunjang Kota Lama Semarang sebagai world heritage Unesco. "Draf kasar untuk dokumen-dokumen <em>dossier </em>sudah jadi September nanti. Paling lambat November 2018, kami kirimkan ke Unesco," kata Ketua BPK2L Hevearita Gunaryanti Rahayu di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/7/2018).</p><p>Hal tersebut disampaikan Hevearita yang juga wakil wali kota Semarang di sela-sela <em>Workshop Experience Sharing Workshop on Disaster Risk Reduction</em> <em>(DRR) Strategi in Three Heritage Cities in Southeast Asia and the Pacific</em>. Ita&mdash;sapaan akrab Hevearita&mdash;lebih lanjut menyatakan dokumen-dokumen penunjang itu juga menjadi salah satu yang dijadikan penilaian Unesco untuk menentukan <em>world heritage</em>.</p><p>Untuk infrastruktur, kata dia, tahun ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membantu revitalisasi kawasan Kota Lama untuk mendukung penilaian sebagai <em>world heritage</em>. Pada 2019, kata dia, kawasan Kota Lama Semarang akan menjadi jauh berbeda dengan sebelumnya seiring dengan rampungnya proses revitalisasi sehingga akan semakin menunjang penilaian Unesco.</p><p>"Bangunan <em>heritage </em>yang kelihatan ada dua, yakni Kota Tua di Jakarta dan Kota Lama di Semarang. Ini tentu akan membanggakan bagi Indonesia, khususnya masyarakat Kota Semarang," katanya.</p><p>Dalam revitalisasi itu, Ita mengatakan dilakukan pula penanganan rob dan banjir, termasuk merancang sistem <em>ducting</em> untuk merapikan jaringan kabel yang selama ini melintang di atas jalan. Ia juga menjelaskan bahwa penanganan <em>rob</em> dan banjir merupakan salah satu tema penanggulangan risiko bencana dalam <em>workshop</em> itu dengan menjadikan kawasan Kota Lama Semarang sebagai percontohan.</p><p>"Tahun ini sedang dibangun juga polder di Taman Bubakan. Airnya akan dialirkan ke Sungai Semarang. Nantinya, bukan hanya menjadi polder, tetapi juga dibuat menjadi ruang terbuka hijau," katanya.</p><p>Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang membuka workshop itu mengapresiasi Unesco yang memastikan kawasan Kota Lama Semarang masih berpeluang menjadi <em>world heritage</em>. "Ini sebuah kebanggaan. Kalau dulu, untuk melihat kawasan cagar budaya masih di Malaka, Malaysia, kemudian Fiji, serta Kota Tua Jakarta. Sekarang ini, kawasan Kota Lama Semarang," katanya.</p><p>Artinya, simpul Hendi, kawasan Kota Lama akan semakin dikenal secara luas dan terpromosikan ke seluruh dunia sehingga bisa menarik kunjungan wisatawan. Ia juga memastikan pemerintah kota memberikan perhatian serius untuk tetap mempertahankan nilai historis di kawasan Kota Lama sebagai salah satu destinasi wisata unggulan.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya