SOLOPOS.COM - Dokter Tirta dan Profesor Zubairi. (Podcast Deddy Corbuzier)

Solopos.com, SOLO-Dokter Tirta mengungkapkan setidaknya ada empat oknum yang bantu Rachel Vennya lolos dari karantina dan terbang ke Bali. Sebagaimana diketahui selebgram tersebut hanya melakukan karantina tiga hari di Wisma Atlet sepulang dari Amerika Serikat.

Keempat oknum ini bantu Rachel Vennya di tempat yang berbeda-beda. Namun selama ini hanya satu oknum yang terungkap yaitu membantu ibu dua anak itu kabur dari Wisma Atlet.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Karena itu, Dokter Tirta meminta kasus Rachel Vennya ini diusut tuntas untuk mencari para oknum yang bantu mantan istri Nino Al Hakim ini lolos dari karantina. Hal ini bertujuan supaya tidak terulang kasus serupa kelak di kemudian hari.

“Kalau saya pribadi sih pandangannya gini Om Ded, [kasus] ini tu harus diinvestigasi. Kan yang bantu [Rachel Vennya kabur dari Wisma Atlet] ini kan sudah dinonaktifkan. Nah kasusnya Rachel ini seolah-olah berakhir, sudah tenggelam, viral, dan dilupakan. [Khawatirnya] Nanti ada Rachel-Rachel yang lain. Dan kemungkinan Rachel ini bukan orang pertama, aku yakin. Dan ini yang harus diselidiki kok dia bisa tahu? Dapat kontaknya darimana? Kalau enggak kayak gini, kita buat aturan karantina sekuat apapun, akan ada yang jebol,” papar Dokter Tirta di Podcast Deddy Corbuzier berjudul Rachel Vennya Diback Up Siapa? Kita Bongkar Coba! Prof Zubairi-Dr Tirta-Deddy Corbuzier Podcast, Rabu (20/10/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Ada Budget dari Erigo, Kenapa Rachel Vennya Pilih Tidak Karantina?

Dokter Tirta membeberkan setidaknya ada empat oknum yang bantu meloloskan kebohongan dan kejahatan Rachel Vennya. “Jadi ada empat oknum ini [yang terlibat] yaitu oknum yang mengawal dia dari pesawat, oknum yang membawa ke Wisma Atlet, oknum yang membawa pulang dari Wisma Atlet, dan membawa dia ke Bali,” tegasnya.

Ada beberapa masalah yang menurutnya perlu jadi perhatian dari kasus ini. Masalah pertama adalah mengapa Rachel Vennya bisa masuk ke Wisma Atlet padahal tempat karantina itu hanya ditujukan bagi pekerja dan pelajar, sedangkan para pelaku perjalanan luar negeri dengan tujuan berwisata biasanya diminta karantina di hotel yang telah ditentukan. “Dulu ada 64 hotel, sekarang enggak tahu,” ujarnya.

Masalah kedua adalah mengapa Rachel Vennya bisa menjalani karantina sekamar dengan orang yang bukan keluarga atau sedarah. Padahal sesuai aturan karantina terpusat tidak diperbolehkan sekamar dengan orang lain yang tidak punya hubungan darah atau keluarga.

Baca Juga:  Nikita Mirzani Tanggapi Klarifikasi Rachel Vennya

Ketiga, Rachel Vennya hanya menjalani karantina selama tiga hari lalu kabur dari Wisma Atlet dengan alasan tidak sesuai prosedur. “Nah ini yang bawa pulang itu siapa?  Setelah pulang dia langsung ke Bali. Padahal kalau ke Bali itu pakai PeduliLindungi yang kita bisa ke-track riwayatnya. Lha masak ini nggak ke-track riwayatnya?”

Dokter Tirta lalu menceritakan pengalamannya memakai aplikasi PeduliLindungi sebagai persyaratan perjalanan. Di aplikasi itu ada tiga macam indikator yaitu hijau, kuning, dan merah. Jika pemilik aplikasi menunjukkan indikator hijau dan kuning, masih bisa melanjutkan perjalanan. Namun jika indikatornya merah, maka tidak bisa melanjutkan perjalanan udara.

“Kalau misal kita hijau itu berangkat, kuning berangkat, merah ke lokasi. Dia itu pasti pasti nggak bisa berangkat ke Bali karena merah karena belum selesai masa karantinanya. tapi kok bisa berangkat? Padahal Bali saat itu masih belum terbuka untuk kedatangan asing kan baru dibuka Oktober ini. Berarti ada oknum lagi di sana,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya