SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencegahan dalam menumpas pandemi Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Meski setahun sudah mengalami pandemi virus corona yang penuh dengan propaganda dari berbagai arah, masyarakat dituding dokter puskesmas masih sulit memahami bagaimana menghadapi pandemi dengan benar.

Dokter puskesmas bahkan kembali menuduh saat kasus saat pandemi di tanah air hampir menembus 1,5 juta orang, masih ada sebagian masyarakat yang tidak percaya Covid-19. Sepertinya tidak tebersit pemahaman di benak dokter puskesmas itu bahwa bukan tidak percaya pada penyakitnya namun tidak sepakat dengan cara penangannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tuduhan ini seperti yang dilontarkan oleh dokter di Puskesmas Langensari 2, Kota Banjar, Jawa Barat, Tika Awalia Kamal. Tika menceritakan hingga kini masih ditemui masyarakat yang ogah pakai masker seolah-olah menganggap vi rus corona tidak ada.

Baca Juga: SBY: Akal Sehat Telah Mati!

Ekspedisi Mudik 2024

“Walau sudah setahun, masyarakat masih menganggap corona tidak ada atau capai memakai masker. Banyak yang maskernya hanya digantung dan tidak jaga jarak,” kata Tika, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Jumat (21/3/2021).

Di sisi lain, terjadi penurunan kunjungan selama pandemi. Puskesmas yang sebelum pandemi bisa menerima ratusan kunjungan, kini hanya mencapai puluhan saja. Penurunan ini terjadi lantaran masyarakat takut tertular virus corona.

Rendahnya pemahaman ini menyulitkan petugas puskesmas mendeteksi dini, memantau, hingga merawat pasien Covid-19. Untuk mengatasinya, puskesmas menggandeng kader kesehatan di desa/kelurahan termasuk babinsa dan bhabinkamtibmas untuk proses tracing dan pemantauan isolasi dan karantina di wilayah.

Baca Juga: Peluang Bisnis Makanan Beku

“Ketika ada kasus positif, kami bekerja sama dengan bidan desa. Kalau ada kasus, kami kontak kades, RT, RW. Kami beri tahu bahwa di daerah sekitar ada kasus positif. Mohon dibantu dicari kontak erat. Jadi semua kerja sama,” ujar Tika.

Deteksi Pengidap Covid-19

Kader, RT, RW termasuk babinsa, dan bhabinkamtibmas ini, berkoordinasi dalam satu grup Whatsapp. Di sana, mereka melaporkan apabila ditemui warga yang bergejala mengarah kepada Covid-19 kepada bidan desa dan puskesmas.

“Apabila ada pasien datang ke puskesmas, ada keluhan yang menurut dokter mengarah Covid-19 langsung diarahkan tes PCR. Apabila hasil positif, kami cari kontak eratnya. Tidak sendirian. Penelusuran melibatkan wilayah karena masyarakat masih menganggap corona tidak ada, kenapa harus pakai masker dan lainnya,” tutur Tika.

Baca Juga: Peluang Bisnis Bakso Waralaba

Hal serupa juga dialami Kepala Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Ekasakti Octohariyanto. Ekasakti menuturkan stigma terhadap pasien Covid-19 membuat masyarakat enggan melaporkan jika ada gejala atau menjadi kontak.

Ia sangat menyayangkan ada pasien meninggal dunia di tengah isolasi yang tidak dilaporkan kepada puskesmas. Pasien ini mengalami perburukan hingga akhirnya meninggal dunia. “Harusnya dipantau tapi karena tidak melapor, kami tidak tahu. Memburuk dan akhirnya meninggal,” kata Ekasakti.

Untuk memperkuat surveilans ini, ia membagi semua tenaga kesehatan menjadi penanggung jawab wilayah di tingkat RW. Masing-masing berkoordinasi dengan RW setempat agar data yang diterima puskesmas sesuai dengan kondisi di lapangan. Surveilans ini dibantu juga oleh babinsa dan babinkamtibmas.

Baca Juga: Peluang Bisnis Air Minum Isi Ulang

“Akibat tingginya kasus, semua dokter dan perawat di puskesmas kami penyintas Covid-19,” ujar dia.

Puskesmas juga mengubah beberapa kegiatan seperti posyandu dan penyuluhan lainnya dari tatap muka ke virtual. Ekasakti memanfaatkan fasilitas zoom meeting yang disiarkan melalui Youtube untuk penyuluhan kepada masyarakat. Untuk pemeriksaan posyandu, ia memberdayakan kader kesehatan di kelurahan.

“Kami berusaha menjaga agar masyarakat sehat tetap sehat. Kami mengencangkan promotif dan preventif. Kalau akhirnya terpapar, kami berusaha agar jangan sakit atau sakit berat,” kata dia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya