<p><strong>Solopos.com, KUALA LUMPUR</strong> — <a href="http://viral.solopos.com/read/20180926/486/941854/kisah-inspiratif-polwan-salatiga-nyambi-jadi-tukang-tambal-ban">Kisah inspiratif</a> datang dari Jerome Chin, 25, dokter muda di Malaysia yang rela menyumbangkan 67% hatinya kepada guru yang pernah mengajarnya saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), Leong Fong Peng.</p><p>Padahal, ia pernah merasa benci setengah mati kepada gurunya tersebut lantaran sang guru pernah memukulnya.</p><p>Dilaporkan <em>Nextshark</em>, Kamis (27/9/2018), Chin mengaku pernah diajar Leong Fong Peng pada 2003 di Sekolah Dasar Kong Min, Kuantan, Malaysia, pada 2003 silam. Ia mengaku pernah sangat membenci Leong Fong Peng.</p><p>"Saya pernah membencinya karena pernah memukul saya saat membolos, namun saya mulai mengerti apa yang ia lakukan demi kebaikan saya," ungkap pria penebar <a href="http://bola.solopos.com/read/20180504/498/914353/kisah-inspiratif-mohamed-salah-dermawan-dan-rajin-ibadah">kisah inspiratif</a> tersebut.</p><p>Pada Juli 2018 lalu, Chin mengetahui guru SD-nya tersebut menderita penyakit kuning yang membutuhkan donor hati. Tak pelak kisah tragis yang mendera Leong Fong Peng memicu Chin untuk berniat mendonorkan hatinya.</p><p>Setelah menjalani tes dan hatinya dinyatakan cocok untuk Leong Fong Peng, Chin langsung memutuskan untuk mendonorkan hatinya. Bukan secara keseluruhan, Chin mendonorkan 67% bagian hatinya demi menyelamatkan guru SD-nya tersebut.</p><p>Meski sempat ditentang ayahnya, Chin tetap memutuskan mendonorkan 67% hatinya. Sebagai dokter, Chin yakin keputusannya itu tak berpengaruh buruk pada kesehatannya.</p><p>Transplantasi hati Chin dan Leong Fong Peng akhirnya berhasil dilakukan di National University Hospital Singapura, 6 September 2018 lalu. Meski operasi berhasil, Leong Fong Peng masih membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Sedangkan Chin dinyatakan sehat setelah mendonorkan 67% hatinya.</p><p>Di sisi lain, Chin yang telah menorehkan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180517/495/916525/kisah-inspiratif-mantan-tki-ajari-mengaji-105-santri-di-wonogiri">kisah inspiratif</a> itu menolak jika dirinya disebut sebagai pahlawan. Ia merasa hanya sebagai orang yang tepat di waktu dan tempat yang tepat bagi Leong Fong Peng.</p>
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi