SOLOPOS.COM - Tersangka kasus merintangi penyidikan perkara korupsi e-KTP Fredrich Yunadi tiba untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (22/1/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Dokter IGD RS Medika Permata Hijau mengaku marah lantaran diintervensi Fredrich Yunadi agar mau membuatkan diagnosis untuk Setya Novanto.

Solopos.com, JAKARTA — Dugaan rekayasa medis terhadap kesehatan Setya Novanto seusai mengalami kecelakaan terkuak dalam sidang lanjutan perkara merintangi penyidikan tindak pidana korupsi dengan terdakwa Fredrich Yunadi. Bahkan, dokter jaga IGD

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah mendatangi Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (RS) Medika Permata Hijau setelah mendapat kabar Setya Novanto mengalami kecelakaan dalam pelariannya. Saat itu, tidak ada dokter jaga yang bisa ditemui untuk dimintai keterangan.

Ekspedisi Mudik 2024

Dokter jaga tersebut diketahui bernama dokter Michael Chia Cahaya. Dalam persidangan Kamis (15/3/2018), Plt Manajer Pelayanan Medik RS Medika Permata Hijau, dokter Alia, menceritakan dirinya berang karena merasa diintervensi oleh Fredrich. Pengacara beken tersebut meminta dibuatkan diagnosis tanpa melalui prosedur pemeriksaan terhadap Novanto.

“Dokter menghubungi saya dan mengatakan tadi ada pengacara Setya Novanto yang datang,” ujarnya di hadapan majelis hakim.

Sebelum dihubungi oleh Michael, Alia terlebih dahulu dihubungi oleh dr Bimanesh Sutarjo yang mengatakan bahwa akan ada pasien pejabat negara di rumah sakit tersebut. Alia kemudian menginformasikan hal itu kepada Michael.

Namun, beberapa saat kemudian, dengan nada tinggi karena kesal, dokter jaga IGD tersebut menceritakan upaya intervensi yang dilakukan oleh Fredrich Yunadi. “Dokter Michael mengatakan tidak bisa dibuatkan diagnosis karena pasiennya belum datang dan belum diperiksa sehingga dia menolak membuat diagnosis,” papar Alia.

Dalam surat dakwaan, setelah Michael menolak permintaan tersebut, Bimanesh tiba di rumah sakit. Bimanesh langsung menerbitkan surat pengantar agar Novanto bisa dirawat inap dengan diagnosa hipertensi, vertigo, dan diabetes tanpa melakukan pemeriksaan serta melakukan konfirmasi ke RS Premier yang pernah merawat Novanto.

Sekitar 30 menit kemudian, Novanto tiba di rumah sakit dan diarahkan oleh Bimanesh ke ruang VIP. “Bimanesh Sutarjo kemudian memerintah perawat Indri agar membuat surat pengantar rawat inap baru dari poli padahal saat itu dia tidak sedang bertugas. Terdakwa kemudian mengabarkan kepada publik melalui media bahwa Setya Novanto mengalami luka berat akibat kecelakaan dan ketika penyidik hendak mengecek kondisi Setya Novanto, terdakwa mengatakan sedang mendapatkan perawatan dan meminta penyidik meninggalkan ruang VIP,” papar Jaksa KPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya