SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO — Tenaga medis baik dokter maupun bidan di Sukoharjo dilarang menawarkan susu formula (sufor) kepada ibu-ibu yang masih dalam masa menyusui anaknya. Hal itu dilakukan agar ibu memberikan air susu ibu (ASI) kepada anaknya yang masih bayi.

Istri Bupati Sukoharjo, Etty Wardoyo, di sela-sela memberikan penyuluhan kepada bidan, ibu-ibu hamil dan menyusui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukoharjo, mengatakan bahwa para tenaga medis tidak diperbolehkan mempromosikan sufor kepada pasiennya di rumah sakit. Pasalnya, hal itu akan menghambat sosialisasi pemberian ASI eksklusif dari ibu kepada anaknya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tenaga medis, kata dia, sah-sah saja mempromosikan produk sufor tertentu, asalkan tidak saat sedang bekerja dan melayani pasien.

“Kalau sampai ada tenaga medis yang hanya untuk mengejar hadiah liburan ke luar negeri, yang ditawarkan oleh produk susu tertentu, lalu mempromosikan kepada pasien, itu namanya memalukan,” tegas Etty, Jumat (28/12/2012). Lebih lanjut ia mengatakan bila sampai itu terjadi, maka orang tersebut hanya mementingkan egonya sendiri tanpa mempertimbangkan dampak dari kesehatan bayi.

Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa ibu-ibu yang masih dalam proses menyusui anaknya dengan ASI, hendaknya tidak terpengaruh oleh bujukan dari para sales susu formula. Selain itu, ibu menyusui juga diharapkan tidak termakan oleh iklan di televisi yang mengatakan bahwa produk susu tertentu itu bagus untuk tumbuh kembang anak.
“Susu yang paling bagus untuk bayi yang masih balita ya ASI karena ASI terbukti bisa menangkal berbagai penyakit yang akan menyerang si buah hati,” terangnya.

Etty juga menjelaskan bahwa anak tidak perlu diujicobakan untuk meminum susu selain ASI. Bila si ibu bisa memberikan ASI, maka tidak perlu susu pengganti. Selain itu, kata dia, dengan memberikan ASI, maka kondisi keuangan juga lebih efisien, sebab si ibu tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu anaknya lagi. “Bagi ibu-ibu yang memang kondisi keuangannya baik, juga tidak perlu membeli susu dengan iming-iming nutrisi susu tertentu,” ungkapnya.

Sementara itu, dia juga menjelaskan bahwa selain ibu, ayah juga memiliki kontribusi agar anaknya tetap bisa disusui ASI.

“Intinya harus ada kerjasama antara suami istri,” paparnya.

Farid Syafrodhi/JIBI/SOLOPOS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya