Doa saat Bersin yang Lengkap dalam Islam

Solopos.com, SOLO — Islam mengatur segala hal dalam kehidupan, termasuk saat manusia bersin. Ketika bersin, umat muslim disunahkan untuk membaca doa sebagai diajarkan Rasulullah SAW.

Sebagian ulama berpendapat bersin dapat menurunkan gejolak syahwat dan meringankan seseorang untuk taat kepada Allah SWT.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim bertahmid saat bersihn. Anjuran ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan sahabat Abu Hurairah ra.

“Allah menyukai bersin dan tidak menyukai kuap. Bila kalian bersin, hendaklah memuji Allah. Adapun setiap muslim yang mendengarnya harus mendoakan, ‘yar?amukallaah.’ Adapun kuap berasal dari setan. Bila kalian menguap, hendaklah kalian menahan semampunya karena jika kalian menguap maka setan tertawa.” (HR Bukhari).

Baca Juga: Hukum Bayi Tabung dalam Islam Menurut Pandangan NU

Adapun bunyi doa saat bersin adalah sebagai berikut, sebagaimana dijelaskan Nahdlatul Ulama dalam situs resminya, NU online.

Alhamdu lillaah.

Artinya: Segala puji bagi Allah.

Baca Juga: Landa Cianjur, Ini Doa saat Terjadi Gempa Bumi Menurut Ajaran Islam

Namun, dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan Abu Dawud, doa saat bersin lebih afdal dengan membaca bacaan berikut ini.

Alhamdulillah ‘ala kulli hal.

Baca Juga: Dosa Besar! Begini Penjelasan Hukum Judi Bola dalam Islam

“(Kita) disunahkan setelah bersin memuji Allah SWT dengan membaca ‘alhamdulillah.’ Muhyiddin Syaraf An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menyatakan, apabila membaca ‘alhamdulillahi rabbil ‘alamin,’ maka itu lebih baik. Seandainya membaca ‘alhamdulillah ‘ala kulli hal,’ maka itu lebih afdlal karena didasarkan pada hadits riwayat Abi Dawud dengan mata rantai yang sahih; ‘Apabila salah satu di antara kalian bersin, maka bacalah ‘alhamdulillah ‘ala kulli hal’, kemudian saudara atau temannya hendaknya mengucapkan ‘yarhamukumullah.’ Sedangkan orang yang bersin memberikan respon dengan menyatakan, ‘yahdikumullah wa yushlihu balakum,” bunyi penjelasan Zakariya Al-Anshari dalam kitab Asnal Mathalib Syarhu Raudlatit Thalib.