SOLOPOS.COM - Sejumlah tokoh agama dan warga Kliren memanjatkan doa lintas iman di tepi Sungai Progo, Sleman, Kamis (4/3/2021). (Harianjogja.com/Lugas Subarkah)

Solopos.com, SLEMAN -- Tidak ingin bencana terjadi akibat perusakan sungai, warga Kliren, Kalurahan Sendangagung, Kapanewon Minggir, Sleman menggelar doa lintas iman, Kamis (4/3/2021). Dalam keempatan yang sama mereka juga menanam pohon di tepi sisi timur sungai Progo.

Penyelenggara doa lintas iman, Sukardi Suratmajan, menjelaskan kegiatan ini dilatarbelakangi keprihatinan warga pada kondisi sungai Progo saat ini. “Ketika melihat rusaknya kali karena ulah pihak tertentu yang memang merusak dan menggerus kali. Sehingga cara kami menanggulangi kegiatan perusakan dengan cara spiritual seperti ini,” ujarnya.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Dalam kegiatan ini, ia menggandeng sejumlah tokoh agama lintas iman, di antaranya tokoh agam Islam, Kristren dan Katolik dari warga setempat. Sementara untuk agama hindu dari Sanggar Pamujan Palingga Padma Buana Mangir dan untuk Buddha dari Wihara Karangjati.

Baca juga: Pemkab Sleman Tak Gelar Operasi Cabai Meski Harga Melambung, Alasannya Biar Petani Untung

“Agar terhindar dari bencana apa pun seperti banjir, longsor dan sebagainya. Tujuan saya memohon keselamatan. Ini menjadi upaya saya mengedukasi warga pentingnya menjaga kelestarian kali agar tidak terjadi longsor atau penggerusan tanah yang membahayakan,” katanya.

Seorang warga lainnnya, M, mengatakan di wilayahnya akan ada penambangan pasir di sungai Progo. Meski belum dimulai, kerusakan sungai mulai terlihat dengan tergerusnya tanah di pinggir sungai. “Padahal jaraknya tidak sampai 1 km dari jembatan,” ungkapnya.

Ia menuturkan penambang yang masuk telah meminta persetujuan warga dengan kesepakatan melakukan aktivitas tambang secara manual. “Ya mudah-mudahan dibuka pintu hatinya yang usaha penambangan sehingga kerusakan alam tidak meluas,” kata dia.

Baca juga: Hujan Es Guyur Sleman Kemarin, BMKG: Masih Mungkin Terjadi Hingga April

Harus Tahu Batas

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Esti Wijayati, yang turut hadir dalam kegiatan ini menjelaskan PDI Perjuangan memiliki visi yang sama dengan masyarakat. Yakni menjadikan sungai sebagai jalan peradaban sehingga perlu dijaga dari segala bentuk kerusakan.

“Kami berharap bisa menjaga lingkungan hidup. Maka kami juga menanam pohon di beberapa titik hari ini sebanyak 200 pohon. Secara simbolik kami tanam lima pohon, yang lain akan diserahkan kepada warga. Pohonnya khusus tanaman yang memang untuk pinggiran sungai,” katanya.

Terkait penambangan, menurutnya itu merupakan bagian dari pembangunan, namun harus ada batasnya. Izin yang diberikan mesti jelas berapa jarak dari tepian dan dari jembatan, bukan sekadar karena di lokasi tersebut belum ada aktivitas tambang kemudian diberikan izin.

Baca juga: Mendadak Jadi Miliarder, Warga Sleman Terdampak Tol Prioritaskan Beli Ini

“Saya berharap regulasinya atau pemberi izin betul-betul detail mengenai hal itu sehingga tidak merusak lingkungan. Jadi penambangan boleh berjalan tapi jangan sampai atas nama pembangunan justru merusak lingkungan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya